Asosiasi Pedagang Pastikan Stok Daging Cukup Selama 3 Bulan
VIVA – Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mengatakan, para pedagang daging sapi akan siap berjualan lagi secara penuh pada Sabtu, 23 Januari 2021. Ini seiring dengan mulai kembali cukupnya stok daging sapi beku.
Sekretaris Jenderal APDI, Yayan Suryana mengatakan, stok daging tersebut akan cukup selama tiga bulan ke depan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Karena adanya stok daging beku dari satu perusahaan.
Perusahaan tersebut adalah PT Suri Nusantara Jaya. Stok mereka diperlihatkan kepada APDI oleh Kementerian Perdagangan kemarin, Kamis, 21 Januari 2021. Oleh sebab itu, Yayan mengklaim anggotanya bisa memiliki kepastian untuk berjualan.
"Karena aksi mogok ini sampai tiga hari, kemungkinan besar tidak kompak semuanya malam ini, kemungkinan besar hampir 100 persen malam Sabtu," tutur dia di Bekasi, Jawa Barat, dikutip Jumat, 22 Januari 2021.
Baca juga: Penjelasan BMKG Soal Gempa Mangitudo 7,1 di Sulawesi Utara
PT Suri sendiri mengaku memiliki stok daging beku sebanyak 17 ribu ton. Total stok itu lebih dari kebutuhan konsumsi satu bulan di DKI Jakarta yang dicatat Kementerian Perdagangan sebanyak 5.500 ton. Dengan begitu, cukup untuk memenuhi tiga bulan.
"Alhamdulillah pihak pemerintah merespons dengan sangat baik, dan kami dibawa ke sini dengan melihat stok daging di sini menjadi bahan solusi kami. Ternyata Alhamdulillah untuk tiga bulan ke depan PT Suri ternyata mencukupi untuk kebutuhan kami," ucap dia.
Alasan mogok jualan
Yayan pun mengungkapkan alasan para pedaging sapi beberapa hari ini yang melakukan aksi mogok jualan. Tidak lain, katanya, disebabkan mahalnya harga daging sapi segar yang bisa diperoleh di Rumah Potong Hewan (RPH).
"Yang jadi masalahnya itu ada kenaikan di daging segar, di RPH hampir seluruh Jabodetabek ini ada kenaikan harga. Akhirnya tadinya daya beli masyarakat kami bisa jual Rp110 ribu, dengan kenaikan ini kalau kami enggak mogok bisa kisaran Rp140 ribu," tutur Yayan.
Dengan besaran harga seperti itu, Yayan menekankan, para pedagang akan mengalami kerugian jika tetap menjual daging ke konsumen. Sebab, daya beli masyarakat saat ini juga sedang tertekan dampak pandemi COVID-19.
"Kalau aksi kami ini mohon maaf, karena kami selaku pedagang daging tidak mau merugi dan tidak mau merugikan. Yang intinya aksi mogok kami supaya harga daging ini stabil lagi, minimal tidak naik," ungkap dia.
Namun demikian, Yayan mengingatkan bahwa stok daging selama tiga bulan tersebut bukanlah daging sapi segar. Namun, lebih berupa daging beku kerbau yang berasal dari India. Sebab, stok itu yang saat ini bisa dipasok.
"Saya lihat pribadi, adanya stok daging kerbau di sini, ini adalah jalan solusi buat kami tidak ada alasan untuk mogok lagi, karena ada daging kerbau yang pemasokannya untuk jangka tiga bulan ke depan sudah cukup," kata Yayan.