Kementerian ESDM Targetkan Investasi Minerba 2021 US$5,9 Miliar
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Dirjen Minerba ESDM), Ridwan Djamaluddin, menargetkan investasi di subsektor minerba hingga mencapai US$5,9 miliar pada tahun ini.
Hal itu diutarakannya dalam konferensi pers terkait capaian kinerja 2020 dan program kerja 2021, yang digelar oleh Ditjen Minerba Kementerian ESDM secara virtual.
"Ini adalah suatu tantangan berat bagi kami, karena pandemi COVID-19 sebenarnya juga telah cukup menyulitkan kegiatan pertambangan khususnya di sektor minerba," kata Ridwan dalam telekonferensi, Jumat 15 Januari 2021.
Meski demikian, Ridwan memastikan bahwa target investasi di subsektor minerba yang digadang-gadang hampir mencapai US$6 miliar itu, akan tetap dikejar oleh pihaknya pada tahun ini.
Sebab, pemerintah meyakini bahwa apabila makin banyak investasi yang masuk ke Tanah Air dan mampu memberikan dampak positif secara keekonomian, maka hal itu akan dapat membantu upaya pemulihan ekonomi nasional.
"Khususnya dalam rangka pemulihan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sudah ada," ujarnya.
Ridwan mengakui bahwa target investasi subsektor minerba yang dicanangkan dan harus digapai pihaknya tahun ini memang sangat berat.
Sebab, target serupa pada 2020 saja bisa dikatakan jauh dari ekspektasi, karena capaian investasi di subsektor minerba 2020 itu tercatat hanya mencapai US$4.015 juta dari target yang dipatok yakni sebesar US$7.749 juta. "Dan hal tersebut disebabkan oleh adanya pandemi COVID-19," ujar Ridwan.
Ridwan tak menyangkal bahwa dampak dari pandemi COVID-19 pada tahun lalu, nyatanya memang sangat memberatkan bagi kinerja subsektor minerba yang menjadi tugas bagi pihaknya tersebut.
Sebab, dengan terganggunya sejumlah aspek bisnis yang terkait dengan subsektor minerba itu, maka kinerja Ditjen Minerba ESDM diakuinya juga terdampak secara sistemik akibat kondisi demikian.
"Karena secara umum, operasional kita mengalami kesulitan, kemudian soal mobilisasi personel, peralatan, dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dalam rangka mendorong pencapaian target investasi ini," ujarnya.