Rupiah Menguat Usai Jokowi Disuntik Vaksin COVID-19 Sinovac
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA – Nilai tukar rupiah menguat cukup signifikan pada perdagangan Rabu, 13 Januari 2021, usai Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Sinovac. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS.
Di pasar spot, hingga pukul 10.00 WIB, rupiah mampu bergerak di level Rp14.077 per dolar AS. Menguat hingga 0,37 persen dari level penutupan perdagangan kemarin, Selasa, 12 Januari 2021, di level Rp14.130 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah hari ini di level Rp14.109 per dolar AS. Menguat 0,85 persen dari nilai tengah kemarin di level Rp14.231.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan, pergerakan itu dipengaruhi oleh sentimen positif pelaku pasar terhadap dimulainya vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang divaksin di Indonesia dengan menggunakan vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd. Jokowi divaksin di Istana Negara, Jakarta, pagi ini, dan disiarkan secara langsung.
"Vaksinasi yang akan mulai dilakukan hari ini juga bisa memberikan dukungan untuk penguatan rupiah. Potensi kisaran hari ini Rp14.050-14.200," tutur dia kepada VIVA, hari ini.
Baca juga: Cus Disuntik Vaksin COVID-19, Jokowi: Enggak Terasa Sama Sekali
Di luar itu, sentimen positif dikatakannya berasal dari faktor eksternal. Dipicu oleh tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang mulai menurun, setelah dua hari berturut-turut naik.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ditutup turun di kisaran 1,12 persen pada 12 Januari 2021. Sebelumnya tutup di level 1,15 persen. Sedangkan pagi ini, kata Ariston, sudah bergerak turun di 1,11 persen.
"Ini mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Ini juga berpotensi mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini," ungkap Ariston.
Di sisi lain, dia melanjutkan, pelaku pasar juga masih berekspektasi positif terhadap potensi stimulus lanjutan AS di bawah pemerintahan Joe Biden. Ini bisa menopang penguatan nilai tukar rupiah sebagai aset berisiko terhadap dolar AS. (ase)