Kedelai Langka Berimbas Harga Tempe Naik, Polri Ingatkan Importir

Aktivitas produksi tempe di Medan dengan bahan baku kacang kedelai
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution (Medan)

VIVA – Polri mewanti-wanti para importir kedelai, untuk tidak mempermainkan komoditas tersebut. Menyusul adanya kenaikan harga tempe, lantaran kurangnya pasokan kedelai sebagai bahan utama. Harga kedelai juga melambung, hingga mengancam pengrajin tempe.

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan Polri merespon kelangkaan kedelai tersebut. Dia menegaskan, Polri tidak segan menindak bila ada pelanggaran pidana.

“Apabila ditemukan dugaan pidana, Satgas Pangan lakukan penegakan hukum,” kata Argo pada Rabu, 6 Januari 2021.

Polisi Bongkar 619 Kasus Judol sejak 5 November 2024, 734 Orang Ditetapkan Tersangka

Dalam rangka mengantisipasi adanya penimbunan kedelai, Argo mengatakan Polri sudah melakukan pengecekan ke gudang-gudang importir. Di antaranya, gudang yang berada di Bekasi yaitu PT. Segitiga Agro Mandiri.

Kemudian PT. FKS Mitra Agro di Jalan otonomi Pasar Kemis Pasir Jaya, Cikupa Tangerang, dan PT. Sungai Budi di Jalan Daan Mogot KM 18,5 Poris Gaga Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten.

Rokok Ilegal Makin Menjamur, Industri Dorong Langkah Tegas Pemerintah

Dalam temuannya, Argo mengatakan PT. Segitiga Agro Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang impor kedelai ex Amerika dengan kapasitas antara 6.000 hingga 7.000 ton per bulan.

"Bahwa kedelai impor selain diperuntukkan guna pemenuhan industri tahu dan tempe untuk kwalitas II, juga dipergunakan untuk proses pakan ternak dan pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainya," ujarnya.

Kemudian, distribusi ke UMKM industri tahu dan tempe di wilayah Jabodetabek dan Bandung dengan pendistribusian antara 250-300 ton per hari serta stok tersisa sebanyak 2.500 ton. Lalu, kacang kedelai disalurkan melalui distributor seharga Rp8.600/kg, terjadi kenaikan sekitar Rp1.000 sejak pertengahan bulan Desember 2020.

"Didapat informasi dari staf perusahaan tersebut kenaikan harga disebabkan selain harga beli di negara asal terjadi kenaikan yang sebelumnya Rp6.800 menjadi Rp8.300, juga karena sejak pertengahan bulan Oktober-Desember 2020, kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang. Jadi pakai angkutan tujuan Singapura dan sering delay,” jelas dia.

Selanjutnya, dari pemeriksaan di PT FKS Mitra Argo Tangerang bahwa pada 31 Desember 2020, kedelai masuk sebanyak 533,29 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 79 ton, kemudian stok per 31 Desember 2020 sebanyak 474,29 ton.

"Bahwa tanggal 4 Januari 2021, kedelai masuk sebanyak 460,22 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 76 ton, sisa stok per 4 Januari sebanyak 384,22 ton. Sisa stok per tanggal 5 Januari 2021 sebanyak 858,51 ton," katanya.

Kemudian, kata Argo, pihaknya juga menemukam fakta di PT.  Sungai Budi di Daan Mogot, bahwa pada 4 Januari 2021 kedelai masuk sebanyak 400 ton dan sebanyak 300 ton sudah siap didistribusikan ke konsumen.

“Sehingga, sisa stok saat ini per 5 Januari 2021 sebanyak 100 ton,” tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya