Bank Dunia Pertahankan Proyeksi Ekonomi RI 2021 Tumbuh 4,4 Persen

Kantor Bank Dunia
Sumber :
  • diverseeducation.com

VIVA – Bank Dunia atau World Bank masih meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di level 4,4 persen. Sementara itu, untuk 2020 diperkirakan masih terkontraksi di level minus 2,2 persen secara tahunan.

Ekonom Ungkap Kaitan Danantara dan Target Pertumbuhaan Ekonomi 8% Prabowo

Dikutip dari Global Economic Prospect edisi Januari 2021, Bank Dunia menilai, secara global pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh positif dikisaran 4 persen setelah terkontraksi yang diperkirakan terjadi pada 2020 minus 4,3 persen.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan, meskipun ekonomi bisa tumbuh positif, masih terdapat tantangan berat, diantaranya sistem kesehatan publik, manajemen utang, anggaran negara, bank sentral hingga reformasi struktural.

Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III-2024

Baca juga: Pemerintah Janji Tak Semena-mena Putus Kontrak ASN PPPK

"Saat ekonomi global tampaknya telah memasuki masa pemulihan, meskipun lemah, pembuat kebijakan menghadapi tantangan yang berat," kata dia melalui siaran pers, Rabu, 6 Januari 2021.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Malpas menekankan, prioritas kebijakan jangka pendek yang utama saat ini adalah mengendalikan penyebaran COVID-19. Dan, memastikan penyebaran vaksin yang cepat dan luas kepada seluruh masyarakat.

Sementara itu, untuk mendukung pemulihan ekonomi, negara  juga perlu memfasilitasi siklus re-investasi yang bertujuan untuk pertumbuhan berkelanjutan dan tidak terlalu bergantung pada utang pemerintah.

"Perlu ada dorongan besar untuk memperbaiki lingkungan bisnis, meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja dan pasar produk, serta memperkuat transparansi dan tata kelola," tutur dia.

Pada 2022, Bank Dunia memperkirakan, ekonomi Indonesia hanya akan mampu tumbuh 4,8 persen secara tahunan. Sementara itu, ekonomi dunia diperkirakan terkontraksi menjadi minus 3,8 persen.

Kondisi itu disebabkan akan terjadinya gap atau jurang pemisah yang besar antara ekonomi negara-negara berkembang dengan negara-negara maju. Penyebabnya berkurangnya akumulasi modal fisik dan manusia terhadap produktivitas tenaga kerja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya