BPS Sudah Catat Harga Tempe dan Tahu Naik Sejak Desember 2020
- ANTARA FOTO/Risky Andrianto
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan perkembangan harga komoditas tahu dan tempe. Kedua bahan pangan ini ternyata sudah mengalami kenaikan sejak Desember 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan, kedua komoditas olahan dari kacang kedelai itu sudah menyumbang inflasi pada akhir tahun lalu.
Sebagaimana diketahui, lonjakan harga tahu dan tempe terjadi saat ini karena mahalnya impor kedelai dari Amerika Serikat. Penyebabnya, diborong oleh China.
"Pada Desember 2020 ini untuk komoditi tahu mentah mengalami inflasi 0,06 persen, sementara untuk tempe mengalami inflasi 0,05 persen," katanya, Senin, 4 Januari 2021.
Meski demikian, Setianto menekankan bahwa sumbangan atau andil kedua komoditas tersebut kepada keseluruhan inflasi Desember 2020 sangat kecil. "Namun demikian kedua komoditas tersebut memberikan andil yang sangat kecil terhadap inflasi nasional," tegas Setianto.
BPS mencatat inflasi Desember 2020 sebesar 0,45 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender dari Januari hingga Desember 2020 dan secara tahunan 1,68 persen.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perdagangan pun telah mengonfirmasi bahwa harga kedelai mengalami kenaikan. Akibatnya, harga tahu dan tempe harus melakukan penyesuaian.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto, mengatakan, faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai dunia diakibatkan lonjakan permintaan kedelai dari Tiongkok kepada Amerika Serikat selaku eksportir kedelai terbesar dunia.
Pada Desember 2020, permintaan kedelai Tiongkok naik 2 kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan Amerika Serikat, seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah.
Harga kedelai impor di tingkat perajin, kata dia, mengalami penyesuaian atau kenaikan dari Rp9.000 per kilogram pada November 2020 menjadi Rp9.300-9.500 per kg pada Desember 2020. Naik sekitar 3,33-5,56 persen.
Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), Suhanto menyebutkan harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 sebesar US$461 per ton. Naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya US$435 per ton.
"Dengan penyesuaian harga, diharapkan masyarakat akan tetap dapat mengonsumsi tahu dan tempe yang diproduksi oleh perajin,” kata Suhanto dikutip dari keterangannya, Sabtu, 2 Januari 2021. (art)