Wapres Singgung Realisasi Program Sejuta Rumah Tak Capai Target

Ilustrasi perumahan.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, menyinggung kondisi penyediaan rumah pada tahun ini yang terus mengalami penurunan. Baik dari sisi pasokan maupun permintaannya.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Ma'ruf bahkan mengatakan, akibat pandemi COVID-19, realisasi program sejuta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sejak 2015, tidak bisa mencapai targetnya tahun ini.

Capaian Program Satu Juta Rumah 2020 per 14 Desember baru sebanyak 856.758 unit. Total jumlah yang dibangun sejak 2015 hingga 14 Desember 2020 mencapai 5,6 juta unit.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Hal itu Wapres sampaikan saat menjadi pembicara kunci di acara bertajuk 'Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Sektor Perumahan,' yang digelar secara virtual, Senin, 28 Desember 2020.

"Khusus untuk tahun ini, dikarenakan pandemi COVID-19, terjadi penurunan pertumbuhan pada sektor perumahan di Indonesia. Realisasi Program Sejuta Rumah tidak sesuai target," kata Ma’ruf.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah dan Apartemen atau KPR dan KPA ditegaskannya juga turun tajam, dari 7,99 persen pada 2019, menjadi hanya sebesar 2,05 persen pada kuartal III-2020.

Baca juga: Kesepakatan Dagang Usai Brexit Bikin Rupiah Menguat

Padahal, Ma'ruf melanjutkan, perumahan merupakan salah satu sektor yang penting dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yakni mencapai 2,7 persen.

"Serta memiliki efek berantai dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Sektor ini memacu kurang lebih 175 industri lainnya dan bisa menyerap tenaga kerja di sektor perumahan sekitar 4,23 juta orang," tuturnya.

Untuk itu, Ma’ruf menegaskan, pada 2021, pemerintah juga fokus untuk kembali membangkitkan geliat sektor perumahan rakyat. Wapres pun mengusulkan sejumlah skema yang bisa mendorong pemulihannya.

Di antaranya, mengutamakan skema padat karya, peranan bank penyalur KPR untuk penyediaan KPR bagi pekerja sektor informal hingga pembiayaan syariah perumahan.

"Penting juga bagi para pengembang perumahan, untuk selalu menjaga kepercayaan masyarakat dengan terus menjaga kualitas dari rumah dan fasilitas perumahan yang dibangun," kata Ma'ruf. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya