Sambut 2021, Dirut Pertamina Beberkan Strategi Tekan Impor Migas

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA –  Memasuki 2021, PT Pertamina mengungkapkan strategi untuk memenuhi energi nasional secara berkelanjutan dalam rangka mengurangi impor minyak dan gas atau migas.

Kalender Sirkuit Mandalika 2025 Banyak Kejutan Bukan Cuma MotoGP

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan grand strategy energy nasional dikembangkan dari rencana pemerintah untuk mewujudkan ketahanan energi nasional yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014.

Dengan visi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional, maka Nicke mengatakan, tantangannya dengan meningkatkan produksi migas. Kemudian, dengan menurunkan impor baik minyak maupun LPG. Lalu, membangun infrastruktur baik untuk migas. 

Simak Sederet Promo di Serambi MyPertamina untuk Konsumen saat Nataru

Dari tiga hal tersebut, pemerintah menyusun 11 program yang sebagian besar bertujuan menurunkan impor. Selanjutnya, memaksimalkan energi dalam negeri dengan mengolah sumber daya alam yang banyak dimiliki Indonesia. 

Sebagai BUMN di sektor energi, Pertamina mendapat tanggung jawab menjalankan program tersebut dengan berupaya meningkatkan produksi crude 1 juta bopd dan akuisisi lapangan minyak luar negeri untuk kebutuhan kilang. 

Pertamina Jamin Kualitas Pertamax untuk Kendaraan Bermotor

“Dengan peran sebagai BUMN untuk mendorong pertumbuhan energi nasional, maka investasi Pertamina ke depan tentu akan disesuaikan dengan grand strategy energi pemerintah ke depan. Kalau kita bicara tentang hulu energi, 60% investasi akan dilakukan di hulu energi,” kata Nicke,
dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Desember 2020.

Nicke menambahkan, Pertamina juga meningkatkan kapasitas kilang, dalam rangka optimalisasi produk dan memperbaiki kualitas BBM. Untuk mengantisipasi penurunan demand (permintaan) terhadap BBM, Pertamina mengintegrasikan kilang petrochemical. Hal ini mengingat petrochemical masih impor 70 persen.

Lalu, dalam rangka menjawab era transisi energi, Pertamina akan mempercepat pemanfaatan pembangkit EBT dengan dominasi PLTS. Selain itu, meningkatkan produksi biodiesel atau biohidrokarbon (BBN).

Menurutnya, transformasi energi ke depan ke arah new and renewable energi. Sesuai arahan pemerintah, biodiesel merupakan salah satu yang akan terus dikembangkan ke depan sehingga kita bisa mengoptimalkan sawit yang berlimpah di Indonesia. 

“Selain harus melakukan eksplorasi dari sisi migas, kita juga akan meningkatkan kontribusi dari bioenergi. Setelah Biodiesel (B30) dan tahun depan akan masuk ke B40, Pertamina juga akan masuk ke Biogasoline yang kebutuhannya cukup tinggi," jelasnya. 

Dari sisi gas, Nicke melanjutkan, Pertamina juga akan mengembangkan gasifikasi dari energi batu bara yang melimpah menjadi DME sehingga dapat mengkonversi LPG. Selain itu, Pertamina terus membangun dan menambah jaringan gas rumah tangga hingga mencapai 3 juta pelanggan.

“Satu komitmen kami, meskipun dalam kondisi pandemi, semua aktivitas usaha, semua aset Pertamina tetap dioperasikan. Karena yang masuk dalam ekosistem Pertamina ini ada 1,2 juta tenaga kerja jadi sangat besar," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya