Alasan Sri Mulyani Hati-hati Jaga Ekonomi RI Kuartal IV-2020
- instagram @smindrawati
VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, berjanji bahwa pemerintah akan sangat berhati-hati untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional pada kuartal IV-2020.
Sebab, dengan melihat berbagai gejolak ekonomi yang diakibatkan oleh dampak gelombang kedua pandemi COVID-19 yang menimpa sejumlah negara, maka pemerintah berupaya untuk terus menjaga perekonomian nasional agar tidak lebih buruk dari kondisi saat ini.
"Maka kita perlu hati-hati di kuartal keempat ini, di mana mobilitas tertahan karena seluruh dunia terjadi second wave COVID-19," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Selasa 22 Desember 2020.
Karenanya, Sri Mulyani pun kembali mengingatkan agar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah senantiasa konsisten dalam upaya menerapkan protokol kesehatan. "Dan ini jadi perhatian bagi kita agar tetap disiplin menjaga (protokol) kesehatan," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan, apabila ada peningkatan pada setiap mobilitas masyarakat dalam berbagai momentum dan kesempatan, maka yang harus diingat adalah terdapat pula potensi kenaikan risiko penularan COVID-19.
Menurutnya, keterkaitan antara mobilitas masyarakat dan risiko kenaikan kasus penularan COVID-19 tersebut, merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah.Â
"Setiap ada mobilitas yang meningkat, maka ada pula kenaikan risiko (kasus) COVID-19 sehingga kemudian mobilitas itu tertahan lagi. Jadi ini adalah tantangan sulit dan harus diatasi," tutur Sri Mulyani.
Karenanya, Sri Mulyani menilai jika langkah vaksinasi merupakan solusi untuk mengatasi tantangan, antara mobilitas masyarakat dan potensi kenaikan kasus COVID-19 yang dihadapi oleh pemerintah tersebut.
Dengan dilakukannya proses vaksinasi, nantinya diharapkan hal itu akan mampu mendongkrak kembali perekonomian, karena vaksin itu akan mampu melindungi masyarakat sekaligus melindungi dunia usaha.
"Apalagi kan instrumen fiskal itu sangat penting dijaga, di mana pemerintah bersama Bank Indonesia bakal menjaga stabilitas fiskal dan moneter," ujar Sri Mulyani.
"Dan stabilitas itu akan terancam dengan kemerosotan ekonomi, sehingga kita harus menahan ekonomi agar bisa pulih. Karena dengan adanya penurunan pendapatan dan belanja masyarakat, maka yang kita lakukan harus lebih banyak untuk membantu masyarakat dalam menghadapi COVID-19 ini," ujarnya.