Ekonomi China-AS Memanas, IHSG Melemah
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG memerah di level 6.149 pada pembukaan perdagangan Selasa 22 Desember 2020. Posisi itu melemah 16 poin atau 0,26 persen, dibanding penutupan perdagangan Senin 21 Desember 2020 di level 6.165.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi memprediksi, IHSG memiliki potensi untuk terkoreksi dalam jangka pendek pada perdagangan hari ini.
"Setelah sebelumnya saham-saham di sektor pertambangan dan pertanian memimpin penguatan," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Selasa 22 Desember 2020.
Baca juga:Â Kaleidoskop 2020: Ujian Ekonomi Indonesia
Naiknya saham-saham produsen emas terjadi setelah outlook harga emas kembali positif, akibat peralihan aset berisiko di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi global. Harga CPO yang kuat di atas 3.400 ringgit per mton, juga membawa angin positif untuk saham-saham produsen CPO di dalam negeri.Â
Dari sisi global, ketegangan China dan Amerika Serikat kembali memanas. Di mana China mengancam akan memberlakukan tindakan balasan, setelah AS memasukkan lebih dari 60 perusahaan Tiongkok ke dalam daftar hitam.
"Sehingga IHSG berpotensi terkoreksi jangka pendek dengan support resistance 6.102-6.170," ujarnya.
Lanjar juga memberikan rekomendasi mengenai saham-saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini, di antaranya yakni BDMN, DOID, HMSP, ICBP, INDF, TOWR.
Sementara secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji menjelaskan, berdasarkan rasio fibonacci, adapun support maupun resistance berada pada level 6.157,11 hingga 6.248,67. Berdasarkan indikator, adapun MACD, Stochastic, maupun RSI, masih menunjukkan sinyal positif.
"Terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat," ujarnya. (art)