Simak Rencana Bisnis Bank Syariah Indonesia Tahun 2021-2023

Konferensi pers penandatanganan akta penggabungan bank syariah milik Himbara
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, Hery Gunardi, membeberkan rencana bisnis Bank Syariah Indonesia dalam tiga tahun mendatang.

Dukung Ketahanan Pangan, PT Berdikari Jamin Stabilitas Harga dan Stok Pangan Ternak Bagi Masyarakat

Hery mengaku, di samping mempersiapkan proses merger yang rencananya akan dilakukan pada 1 Februari 2021, pihaknya juga sudah mempersiapkan rencana bisnis untuk tahun 2021, 2022, dan 2023.

"Kita me-redesain ulang bisnis model kita, karena kita ingin bahwa bank ini nantinya memiliki bisnis model dan bisnis proses yang lebih bagus dibandingkan sebelumnya," kata Hery dalam telekonferensi, Rabu 16 Desember 2020.

Cara BKI Bangun Kesinambungan Bisnis dengan Mitra Kerja hingga Pelanggan

Pertama, Bank Syariah Indonesia akan memulai proses branding terlebih dahulu, di mana manajemen sudah sepakat untuk membangun citra yang lebih menggambarkan bahwa bank ini akan bersifat inklusif.

Diharapkan, bank ini nantinya juga bisa menjadi salah satu bank syariah yang lebih universal dan bisa merangkul semua lapisan nasabah baik yang milenial maupun non-milenial. "Dan juga, apapun nanti kebutuhannya tentunya akan sesuai dengan prinsip syariah," ujarnya.

Setoran Dividen BUMN Sudah Capai Target 100 Persen, Ini 10 Perusahaan Penyumbang Terbesar

Kemudian, manajemen juga akan memulai dengan aspek wholesale yang akan diperkuat. Karena, dengan tiga entitas yang bergabung jadi satu, maka dari sisi permodalan dipastikan juga sudah semakin kuat. "Maka kami ingin membangun anchor client untuk wholesale banking," lanjut Hery.

Dia berharap, nantinya Bank Syariah Indonesia ini bisa menjadi lead sindikasi, untuk pembiayaan yang dibutuhkan di ranah lokal.

Kemudian yang kedua, dari sisi wholesale pihak manajemen juga akan menggarap aspek value chain. Tentunya, hal itu akan dimulai dari ranah principal dan distributor, sehingga mereka bisa memberikan suatu penjumlahan bisnis yang memang optimal dengan prinsip syariah.

Di sisi lain, Bank Syariah Indonesia juga akan mengincar market untuk sukuk global, terutama di kawasan Timur Tengah. Karena, Hery pun mengakui bahwa potensi market sukuk global ini sangat luar biasa besar. 

"Nah, kapabilitas ini yang juga ingin kita bangun di tahun 2021, baik di lini domestik maupun kemungkinan untuk membuka cabang atau representative office di Dubai misalnya," ujar Hery.

Dengan demikian, apabila nantinya ada perusahaan dari Indonesia yang ingin meng-issue sukuk global, maka tentunya Bank Syariah Indonesia ini juga akan bisa membantu dari sisi pencarian investor. 

"Kemudian kami juga memperkuat dari lini consumer dan retail. Di mana dari ketiga bank ini saya lihat memang ada satu produk yang unggul, yaitu Mitraguna," kata Hery.

Selain itu, lanjut Hery, karena cost of fund-nya lumayan rendah, maka Bank Syariah Indonesia ini juga akan berupaya untuk produktif dari sisi consumer. Baik itu oto maupun KPR, yang bisa dibiayai dengan lebih kompetitif dan dengan bisnis model yang lebih rapi.

"Sementara untuk KUR dan (KUR) mikro, kita juga akan masuk demi membantu program pemerintah. Tentunya yang SNI karena kita juga diminta untuk membantu mendorong UMKM," ujarnya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya