PUPR Tawarkan 25 Proyek KPBU Senilai Rp278,35 Triliun di 2021
- VIVA/Dusep Malik
VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menawarkan 25 proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) senilai Rp278,35 triliun di tahun 2021.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan ini merupakan langkah untuk menutupi gap pendanaan non-APBN sebesar 70 persen atau sekitar Rp1.435 triliun. Sebab, berdasarkan proyeksi kemampuan APBN 2020-2024, diperkirakan hanya mampu memenuhi 30 persen atau sekitar Rp623 triliun.
"Sementara total kebutuhan anggaran penyediaan infrastruktur mencapai sebesar Rp2.058 triliun," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Selasa 15 Desember 2020.
Baca juga: IHSG Menghijau Terdorong Aktivitas Belanja Akhir Tahun
Basuki menjelaskan, pada kuartal pertama 2021, proyek KPBU yang sudah ditawarkan/ditenderkan di bidang permukiman antara lain yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ir. H. Djuanda dari Bendungan Jatiluhur, guna melayani penduduk Jakarta terutama di bagian Utara.
"Kemudian ada juga SPAM Karian sampai ke Tangerang bagian Selatan dan Jakarta bagian Barat," ujarnya.
Basuki menambahkan, di bidang Sumber Daya Air (SDA) terdapat Bendungan Merangin di Jambi dengan estimasi biaya investasi sebesar Rp6,08 triliun, dan Bendungan Matenggeng di Jawa Tengah dengan estimasi biaya investasi sebesar Rp3 triliun.
Kedua bendungan ini, menurut Basuki, memiliki peluang untuk ditawarkan melalui skema KPBU, karena memiliki daya tarik investasi yang besar dibanding bendungan lainnya. Karena biasanya, KPBU bendungan bertumpu pada potensi revenue atau pendapatan untuk investasi dari air baku dan listrik, sedangkan irigasi dan pengendalian banjir murni untuk pelayanan masyarakat.
"Bendungan Maringin ini memiliki potensi menghasilkan listrik yang cukup besar, yakni 107,45 Megawatt (MW), dan Bendungan Matenggeng memiliki potensi air baku 1.100 liter/detik dan listrik 28,28 MW," kata Basuki
Selanjutnya di bidang perumahan, Basuki menyebut bahwa terdapat satu proyek Rumah Susun (Rusun) yang ditawarkan lewat skema KPBU, yakni Rusun Cisaranten di Bandung sebanyak 2.189 unit dengan nilai investasi sebesar Rp1,1 triliun. Sedangkan untuk bidang jalan dan jembatan, terdapat jalan tol dan jalan non-tol yang juga akan ditawarkan.
Berdasarkan data, pada kuartal pertama 2021 terdapat delapan ruas jalan tol dan satu jembatan dengan total panjang 380,8 km, serta estimasi biaya investasi sebesar Rp117,3 triliun. Diantaranya yang sudah diproses adalah ruas Kamal-Teluknaga-Rajeg, Bogor-Serpong melewati Parung, kemudian Semarang Harbour di Semarang-Kendal.
"Kemudian ada juga Gilimanuk-Mengwi dimana sekitar 90 km sudah ada pemrakarsanya, dan akses Pelabuhan Patimban sepanjang 37 km yang menghubungkan Tol Cipali sampai ke jalan nasional akses ke Pelabuhan Patimban," ujarnya.
Diketahui, untuk kuartal ketiga 2021, tercatat dua ruas tol yang ditawarkan yakni Jalan Tol Layang Dalam Kota Ruas Cikunir-Karawaci, dan JORR Elevated Cikunir-Ulujami dengan estimasi biaya investasi Rp48,37 triliun.
Sedangkan pada kuartal keempat, sebanyak tujuh ruas tol yakni Cilacap-Yogyakarta, Demak-Tuban, Jember-Lumajang, Ngawi-Bojonegoro-Babat, Jember-Situbondo, Tulungagung-Kepanjen, Samarinda-Bontang, serta Jembatan Tanah Bumbu-Pulau Laut, dan Muna-Buton dengan total panjang 630,75 km senilai Rp96,6 triliun. (ren)