Lippo Cikarang Akui Banyak Konsumen Batal Beli karena COVID-19

Lippo Cikarang (ilustrasi)
Sumber :
  • lippo-cikarang.com

VIVA – Pandemi COVID-19 berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan properti. Khususnya pembelian properti yang awalnya disetujui, tiba-tiba dibatalkan karena konsumen khawatir dampak dari wabah ini.

Dorong Inovasi Bisnis Perumahan, BTN Gelar Kompetisi Housingpreneur

Chief Executive Officer (CEO) PT Lippo Cikarang Tbk (LPKR), Rudy Halim mengakui pandemi COVID-19 memengaruhi kinerja perusahaan. Meskipun pra-penjualan pada sembilan bulan pertama 2020 menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan, tapi Rudy mengakui bahwa lini bisnis inti perusahaan juga mengalami dampak negatif akibat COVID-19 tersebut.

"Di mana beberapa pembelian pada proyek Waterfront Estates di awal tahun mengalami pembatalan karena kekhawatiran akan dampak COVID-19 dan juga penurunan angka persetujuan KPR dari bank," kata Rudy dalam telekonferensi, Senin, 14 Desember 2020.

Penjualan Properti Merosot, 4 Faktor Ini Jadi Biang Keroknya

Baca juga: Datangi Komnas HAM, Dirut Jasa Marga Jelaskan Alasan 23 CCTV Mati

Meski demikian, Rudy mengakui bahwa aspek positif untuk segmen ini adalah di mana permintaan konsumen tetap kuat untuk segmen perumahan terjangkau.

BI Catat Harga Properti Naik, Penjualan Merosot 7,14 Persen

Sebab, semua pembelian yang sebelumnya sempat dibatalkan itu, akhirnya dipesan kembali oleh para konsumen tersebut dalam waktu kurang dari dua minggu.

"Apalagi pada Kuartal II dan III-2020, peluncuran kedua klaster Waterfront juga disambut baik didukung oleh peningkatan pinjaman bank dan penurunan suku bunga," ujarnya.

Rudy menambahkan, dengan terus memperhatikan tindakan pencegahan penularan COVID-19, pengerjaan konstruksi pembangunan dipastikan akan terus berlangsung sesuai rencana.

Dia menjelaskan, pembangunan di proyek Waterfront bahkan sudah mulai sejak kuartal II-2020, dan saat ini terlihat tepat waktu untuk selesai pada kuartal II-2021 (untuk klaster Silvercreek dan Riverside) dan di kuartal IV-2021 (untuk klaster travertin).

"Meskipun kami mulai melihat perkembangan positif terkait keberlangsungan usaha, kami rasa pemulihan segmen industrial bisa jadi terbelakang dikarenakan banyak perusahaan besar masih menahan investasi masif akibat dari situasi bisnis yang belum stabil," kata Rudy.

Untuk itu, dia menegaskan bahwa dalam situasi ini posisi strategis perusahaan adalah pada segmentasi rumah tapak dengan harga terjangkau. Ini diharapkan dapat menopang penjualan secara keseluruhan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya