ADB Proyeksi Libur Akhir 2020 Tak Mampu Bangkitkan Inflasi RI

Pertumbuhan Ekonomi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Asian Development Bank (ADB) memperkirakan tingkat inflasi Indonesia masih akan rendah sepanjang tahun ini. Demikian juga tahun depan, meski ada peningkatan tapi melambat.

Biaya Medis di Indonesia Melonjak, Gimana Nasib Tunjangan Kesehatan Karyawan?

Ekonom ADB Emma Allen mengatakan, faktor musiman yang biasanya memengaruhi tingkat inflasi, seperti libur akhir tahun saat Natal maupun tahun baru tidak berpengaruh banyak.

Emma mengatakan, ADB memperkirakan tingkat inflasi di Indonesia pada tahun ini tidak berubah sebagaimana perkiraan pada September 2020, yakni berada di level 2 persen.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

"Diperkirakan rendah, meskipun ada Natal dan tahun baru di akhir tahun ini, rata-rata inflasi yang kami perkirakan pada 2020 adalah 2 persen," kata Emma, Kamis, 10 Desember 2020.

Adapun pada 2021, tingkat inflasi dikatakannya akan mampu ke level 2,4 persen. Besaran proyeksi inflasi tersebut lebih rendah dari proyeksi September 2020 sebesar 2,8 persen.

Lekas Pulih dari COVID-19, Indonesia Sukses Lalui Pandemi Mencekam

"Di 2021 inflasi akan meningkat menjadi 2,4 persen, namun ini masih akan lebih rendah dari tahun lalu," tutur Emma.

Emma menekankan, kondisi itu tidak terlepas dari dampak pandemi COVID-19 terhadap aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Ekonomi Indonesia pun masih dalam tahap pemulihan.

Sebagai informasi, Bank Indonesia sebelumnya juga telah memperkirakan bahwa tingkat inflasi Indonesia pada 2020 akan rendah, atau di bawah kisaran 2 persen.

Meski demikian, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan bahwa tingkat inflasi akan kembali pulih pada 2021. Namun, tetap di level rendah kisaran 3 plus minus 1 persen. (art)

Calon gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun dalam debat kedua

Dharma Sebut Pasar Tanah Abang Alami Penurunan Omset Akibat Pandemi COVID-19

Calon Gubernur nomor urut 2 (dua), Dharma Pongrekun membeberkan bahwa COVID-19 menjadi faktor utama dari penurunan pengunjung dan omzet di banyaknya pasar tradisional Jak

img_title
VIVA.co.id
27 Oktober 2024