JAS Perkuat Kemampuan Tangani Produk Farmasi dan Vaksin COVID-19

Vaksin COVID-19 dari China tiba di Indonesia pada Minggu malam
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras

VIVA – PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS Airport Services) tengah meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi tantangan Cold Chain dari distribusi vaksin COVID-19 dan produk farmasi lainnya. Hal ini di luar rutinitas penanganan kargo ternak dan barang yang telah dilakukan selama ini.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Cold Chain adalah sistem penyimpanan dan pengangkutan vaksin atau obat-obatan dengan suhu tertentu yang direkomendasikan, dimulai dari titik produksi hingga titik penggunaan. Cold Chain ini biasanya melibatkan tiga komponen utama infrastruktur yaitu pesawat terbang, truk, dan gudang penyimpanan yang dingin.

Komisaris Utama JAS, Herman Prayitno mengatakan, bila vaksin COVID-19 dan produk farmasi biasanya memerlukan suhu dan prosedur penanganan yang berbeda karena sifatnya yang mudah rusak karena panas, cahaya, atau dingin yang berlebihan.

Dengan demikian, fasilitas cold chain yang dimiliki setiap Cargo Terminal Operator (CTO) menjadi aspek penting dalam kesatuan mata rantai logistik sebelum akhirnya didistribusikan kepada masyarakat.

"Kita tengah meningkatkan kemampuan dalam hal cold chain. Ini untuk mengantisipasi kedatangan vaksin COVID-19 dan produk farmasi lainnya dalam jumlah besar, dan kita telah mulai mengidentifikasi sejumlah penambahan fasilitas clod chain," katanya, Selasa, 8 Desember 2020.

Baca juga: IHSG Berpotensi Tembus 6.000, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Di luar rencana penambahan fasilitas dan peralatan, JAS juga tengah mengikuti prosedur untuk mendapatkan sertifikasi IATA CEIV Pharma. IATA mengeluarkan sertifikasi CEIV Pharma ini untuk membantu perusahaan ground handling dan seluruh rantai pasokan kargo udara demi memenuhi kebutuhan industri akan keselamatan, keamanan, kepatuhan, dan efisiensi yang lebih tinggi.

Sertifikasi IATA CEIV Pharma tersebut penting untuk memastikan integritas produk farmasi di seluruh rantai pasokan.

Kemenkes dorong Produksi Obat dalam Negeri agar Tak Bergantung Produk Impor

"JAS nantinya akan menjadi Cargo Terminal Operator (CTO) pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi IATA CEIV Pharma," ujarnya.

Tujuan sertifikasi ini, selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi dan standar internasional, JAS akan diakui secara global dan dinyatakan siap untuk menangani produk farmasi secara konsisten.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

"Dengan sertifikat ini kita siap menangani produk farmasi secara konsisten dan validasi IATA CEIV Pharma ini diharapkan selesai pada Maret 2021," ungkapnya.

Diketahui saat ini, Saat ini, JAS memiliki total 11 fasilitas penyimpanan dingin dalam gudang impor maupun ekspor dengan temperatur terkontrol mulai dari -2 derajat celsius hingga -25 derajat celsius (untuk ruang freezer), 2 hingga 8 derajat celsius (untuk ruang chiller) dan 15 hingga 25 derajat celsius (untuk ruang dingin/cold rooms). (ren)

Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun, Erick Thohir Dorong Produksi
Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024