3 Daerah Ini Jadi Pusat Miliarder Indonesia Timbun Harta Kekayaan
- Forbes
VIVA – Besarnya wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke ternyata tak membuat seluruh warganya menjadi kaya raya. Tercatat, dari seluruh wilayah Indonesia hanya tiga daerah saja yang menjadi pusat dari 13 miliarder nusantara menumpuk kekayaannya.
Dilansir dari Forbes, pada Senin 7 Desember 2020, dijelaskan bahwa dari 13 miliarder yang tercatat berasal dari Indonesia, terlihat hanya ada di tiga wilayah saja yang menjadi pusat para miliarder tersebut menumpuk kekayaannya.
Wilayah tersebut pertama adalah Ibu Kota Negara Indonesia yaitu DKI Jakarta yang memiliki sembilan orang terkaya atau miliarder dengan total kekayaan mencapai US$18,2 miliar atau setara dengan Rp258,44 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS).
Lalu wilayah kedua, adalah Surabaya dengan memiliki miliarder sebanyak satu orang dengan kekayaan mencapai US$1,6 miliar atau setara Rp22,72 triliun. Dan ketiga adalah Kudus dengan dua orang miliarder dengan kekayaan mencapai US$26,5 miliar atau setara Rp376,3 triliun.
Adapun untuk wilayah DKI Jakarta, miliarder tersebut antara lain:
- Tahir & Family dengan kekayaan mencapai US$4,1 miliar atau setara Rp58,22 triliun.
- Prajogo Pangestu dengan kekayaan mencapai US$3,5 miliar atau setara Rp49,7 triliun.
- Chairul Tanjung dengan kekayaan mencapai US$3,1 miliar atau setara Rp44,02 triliun.
- Mochtar Riady & Family dengan kekayaan mencapai US$1,7 miliar atau setara Rp24,14 triliun.
- Murdaya Poo dengan kekayaan mencapai US$1,2 miliar atau setara Rp17,04 triliun.
Lalu, wilayah Kudus antara lain ada:
- R. Budi Hartono dengan kekayaan mencapai US$13,6 miliar atau setara Rp193,12 triliun.
- Michael Hartono dengan kekayaan mencapai US$13 miliar atau setara Rp184,6 triliun.
Sedangkan, untuk wilayah Surabaya ada Peter Sondakh dengan kekayaan mencapai US$1,6 miliar atau setara Rp22,72 triliun.
Sementara itu, dari 13 miliarder tersebut posisi R. Budi Hartono yang berumur 79 tahun dan Michael Hartono yang berumur 80 tahun masih menjadi orang terkaya di Indonesia. Keduanya meraup keuntungan dari bisnis perbankan dan rokok.