Aviliani: Neobank Bisa Menyaingi Fintech di Masa Depan

Pengamat Ekonomi Aviliani.
Sumber :
  • VIVA.co.id/KBRI Yangon

VIVA – Beberapa waktu terakhir marak dibicarakan fenomena Neobank, yakni bank yang beroperasi penuh secara digital tanpa kehadiran kantor cabang fisik tradisional. Neobank sendiri sebenarnya pertama kali populer pada tahun 2017, untuk menggambarkan penyedia jasa keuangan berbasis financial technology (fintech) yang menantang eksistensi bank tradisional.

Kembangkan Ekosistem Industri Fintech, AFPI Perluas Jaringan Global

Ekonom Institute for Develompent of Economic and Finance (Indef), Aviliani, menjelaskan kemunculan neobank saat ini sudah siap menyaingi bisnis dan pasar perusahaan keuangan berbasis teknologi (fintech).

"Neobank menawarkan berbagai layanan keuangan bank, namun serba digital tanpa harus ke kantor cabang," kata Aviliani dalam keterangan tertulisnya, Selasa 1 Desember 2020.

Usung Algoritma Credit Scoring, Inovasi Fintech Lending RI Tarik Perhatian Investor

Baca juga: Kebakaran di Pom Bensin MT Haryono Jaksel, Ada Ledakan

Menurut Avi, sapaan karib Aviliani, neobank di masa depan bisa menyaingi fintech, karena memiliki banyak kelebihan. Karena neobank tidak hanya bisa memberikan layanan pembayaran atau pinjam meminjam saja seperti fintech, namun bisa melakukan keduanya sekaligus layaknya bank tradisional.

Asosiasi Pinjol Nilai OJK Cabut Izin Usaha Investree Bisa Jaga Kepercayaan Investor

Proses dan layanannya dilakukan secara digital yang cepat, mudah, dan praktis, seperti keunggulan fintech dari bank tradisional. Selain itu, neobank sangat bisa menyaingi fintech, karena unggul dalam hal penghimpunan dana sementara hal ini tidak dimiliki fintech.

Aviliani menjelaskan, fintech tanpa kerja sama dengan bank tidak akan mudah. Meskipun saat ini jumlah fintech sangat banyak, namun eksistensi mereka diakui Aviliani tidak bisa menjadi besar dengan cepat begitu saja.

Sementara, neobank sangat mungkin menjadi besar, karena sistem dasarnya yakni berupa bank yang model bisnisnya sudah lazim di masyarakat.

"Hanya saja, tantangannya, yaitu modal atau investasi untuk pengembangan sistem. Investasi ini ada yang mampu, ada yang masih cari," ujar Aviliani.

Salah satu bank konvensional yang dikenal sudah memiliki konsep neobank yakni adalah Bank Mandiri, dengan layanan Mandiri Online-nya. Dengan infrastruktur yang lengkap, neobank Bank Mandiri memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah untuk melakukan transaksi dari sisi kebutuhan finansial sampai kebutuhan hidup secara digital.

"Mulai dari financial related sampai ke kebutuhan hidup secara digital tanpa memerlukan pertemuan fisik dengan penjual atau penyedia jasa," ujarnya.

Diketahui, dengan keandalan sistem teknologi informasi dan keamanan data sistem perbankan dan kecepatan transaksi, Mandiri Online bisa menjadi pilihan milenial. Terlebih, Bank Mandiri mempunyai banyak anak usaha dengan beragam bisnis, yang semuanya terkoneksi di layanan Mandiri Online. 

Tak cuma itu, Bank Mandiri meluncurkan layanan open bank, Mandiri Application Programming Interface (API). Layanan ini mempermudah nasabah mitra perusahaan teknologi, mengintegrasikan produk dan layanan Bank Mandiri dalam proses bisnis mereka.

Dengan adanya layanan ini, kerja sama melalui platform digital mitra baik e-commerce, fintech, start-up, dan korporasi lain akan semakin mudah dilakukan. Mitra bisnis dapat menikmati keleluasaan melakukan pengujian dan implementasi berbagai layanan perbankan Bank Mandiri dalam platform digital mitra. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya