Jika COVID-19 Usai, RI Harus Punya Agenda Pemulihan Ekonomi Hijau
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Direktur Eksekutif Institute For Essensial Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, memastikan terdapat tiga isu utama yang akan dibahas dalam perhelatan acara Indonesia Energy Transition Dialogue atau IETD 2020, yang akan digelar secara virtual di website ietd.info pada 7-11 Desember 2020 mendatang di tengah pandemi COVID-19.
Isu pertama yakni mendukung konsep transisi energi, termasuk penggerak, konsekuensi, peluang, dan tantangan tekno ekonomi, bagi para pemangku kepentingan di sektor energi  Tanah Air.
Isu kedua adalah memfasilitasi diskusi mengenai tantangan dan peluang transisi energi Indonesia pasca pandemi COVID-19, dan isu ketiga adalah mempromosikan wacana transisi energi dengan membangun pendekatan sistematis untuk memastikan kelancaran transisi energi di Indonesia.
"Saat kita pulih dari pandemi COVID-19, penting bagi kita untuk membangun kembali dengan memiliki agenda pemulihan ekonomi hijau yang akan membantu Indonesia membangun ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan," kata Fabby dalam telekonferensi, Senin 30 November 2020.
Fabby menambahkan, hal itu sekaligus mempercepat transisi energi di Indonesia, untuk mencapai bauran 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi primer pada tahun 2025 mendatang.Â
Menurutnya, Indonesia perlu sesegera mungkin menyusun paket pemulihan ekonomi dengan bijak dan inovatif, guna meningkatkan kerangka investasi untuk energi terbarukan supaya mampu menarik modal swasta yang lebih tinggi.
"Hal ini pun nantinya akan sangat membantu dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia," ujarnya.
Peluang dan Ancaman
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Penasehat Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Prof. Dr. Kuntoro Mangkusubroto menambahkan, peluang serta ancaman gelombang transisi energi global pun harus mampu diantisipasi sedini mungkin oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan dan keputusan di sektor energi serta ekonomi, diakui Kuntoro harus dibuat dengan mengikuti perkembangan teknologi dan pengetahuan terkini.
"Gelombang transisi energi global perlu diantisipasi dan diatasi dengan baik dan sedini mungkin oleh pemerintah, khususnya pembuat kebijakan di sektor energi dan ekonomi di Tanah Air. Tentunya dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik, tentang tren saat ini beserta konsekuensinya," ujarnya.
Diketahui, dalam penyelenggaraannya di tahun ketiga ini, IETD 2020 akan memfasilitasi diskusi-diskusi mengenai transisi energi di Indonesia. Dialog tahun ketiga ini akan difokuskan pada peranan transisi energi berbasis energi terbarukan, untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Kualitas dialog di IETD 2020 akan lebih spektakuler dari perhelatan-perhelatan sebelumnya, karena akan diselenggarakan secara virtual dengan penambahan hari. Dari yang biasanya digelar selama dua hari penyelenggaraan, kali ini menjadi lima hari berturut-turut dengan 12 sesi dialog di mana sebelum-sebelumnya pun hanya delapan sesi dialog. (ren)