PGN Bukukan Pendapatan Rp31,5 Triliun pada Kuartal III-2020
- VIVA/Dhana Kencana
VIVA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai subholding gas PT Pertamina, membukukan pendapatan sebesar US$2,15 miliar atau sekitar Rp31,51 triliun pada kuartal III-2020. Angka tersebut diasumsikan dengan kurs tengah rata-rata kuartal III-2020 sebesar Rp14.647 per dolar Amerika Serikat.
Direktur Keuangan PGN, Arie Nobelta Kaban menjelaskan, pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari kinerja operasional penjualan gas, sehingga PGN Konsolidasi mencatat laba operasi sebesar US$315,49 juta dan EBITDA sebesar US$601,91 juta.
"Di tengah tekanan kinerja dikarenakan kondisi eksternal, PGN tetap berupaya menjaga kinerja operasional dan keuangan. Khususnya dalam melayani kebutuhan gas bumi nasional," kata Arie dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 28 November 2020.
Arie menjelaskan, selama periode Januari-September 2020, PGN berhasil menyalurkan gas bumi dengan volume distribusi sebesar 812 BBTUD, volume transmisi sebesar 1.276 MMSCfD, serta lifting minyak dan gas sebesar 5.260 MBOE.Â
Kemudian, ada juga transportasi minyak sebesar 2.780 MBOE, pemrosesan LPG sebesar 34.206 TON, dan regasifikasi sebesar 93 BBTUD.
Dia mengungkapkan, capaian kinerja keuangan kuartal III-2020 sangat dipengaruhi kondisi perekonomian saat ini, yang masih belum pulih akibat dampak pandemi COVID-19.
Hal tersebut dinilai masih belum dapat meningkatkan demand gas bumi, seiring harga migas dunia yang masih belum naik signifikan dan nilai kurs rupiah terhadap dolar AS yang juga masih fluktuatif.Â
"Triple shock tersebut berpengaruh kepada bisnis PGN yaitu demand terhadap gas bumi, sektor hulu yang tergantung pada market, terutama harga minyak dan gas serta harga LNG," ujar Arie.
Walaupun bisnis distribusi PGN dipengaruhi kondisi perekonomian saat ini, namun Arie memastikan bahwa penurunan pendapatan dapat diikuti dengan penurunan beban pokok pendapatannya.Â
Di samping itu sepanjang sembilan bulan di tahun 2020 ini, perseroan telah melakukan upaya-upaya efisiensi sehingga beban usaha perseroan dapat menurun sebesar US$107,5 juta.
"Faktor-faktor tersebut membuat laba konsolidasi yang diatribusikan ke entitas induk pada kuartal III-2020 menjadi US$53,3 juta," kata Arie.
"Sampai dengan akhir tahun, manajemen berupaya maksimal untuk meningkatkan pendapatan perseroan disertai dengan efisiensi dari sisi biaya, sehingga di akhir tahun diharapkan kinerja keuangan menjadi lebih baik," ujarnya.