RI Berpotensi Banjir Relokasi Industri China hingga US$70 Miliar

Badan Koordinasi Penanaman Modal / BKPM
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Indonesia berpotensi kebanjiran investasi senilai US$70,14 miliar dari perusahaan-perusahaan yang berencana merelokasikan pabriknya dari China pada masa pandemi COVID-19.

China Tegas Desak Israel Stop Ekspansi di Dataran Tinggi Golan Milik Suriah

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengklaim bahwa Indonesia masih menjadi destinasi prioritas bagi perusahaan yang akan merelokasi pabrik-pabriknya dari China.

Dari total nilai potensi investasi tersebut, sudah terealisasi sekitar US$6,89 miliar. Nilai investasi tersebut berasal dari 13 perusahaan yang sudah membuat kepastian melakukan relokasi atau diversifikasi ke Indonesia.

Kapal Induk Ketiga Tiongkok Keluar Sarang, Bentuknya Mirip Punya Amerika

"Dulu 2018-2019 tidak ada satu perusahaan pun yang dari China relokasi ke Indonesia, sekarang di era pandemi COVID-19 ada 13 yang sudah relokasi," tuturnya, Kamis, 26 November 2020.

Adapun perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki rencana untuk merelokasikan industrinya dari negara tersebut ke Indonesia, dikatakan Bahlil sebanyak 15 perusahaan dengan nilai investasi US$21,45 miliar.

Mengupas Profil PT CRRC Sifang, Perusahaan China Pemasok Whoosh yang Diduga Bersekongkol

Sementara itu, yang berpotensi untuk merelokasikan pabriknya ke Indonesia diperkirakan Bahlil mencapai 124 perusahaan dengan potensi nilai investasi mencapai US$42 miliar. 

Dengan catatan tersebut, Bahlil menyatakan bahwa total perusahaan yang akan merelokasikan atau mendiversifikasikan pabriknya dari China ke Indonesia sebanyak 152 perusahaan dengan nilai US$70,14 miliar.

"Yang sudah kita bicarakan ada 15 perusahaan dan 124 perusahaan ini sudah 30-40 persen lah. Jadi totalnya ada 152 perusahaan," tutur Bahlil.

Jika seluruh relokasi tersebut bisa Indonesia dapatkan, Bahlil memperkirakan bahwa lapangan pekerjaan di Indonesia akan terbuka untuk 291.680 orang, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya.

"Kalau ini bisa dilakukan maka insya Allah pertumbuhan ekonomi kita ke depan mampu kita dorong dan mampu ciptakan lapangan kerja yang maksimal," ungkap Bahlil. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya