Logo WARTAEKONOMI

Kisah Anak Tukang Ledeng yang Sukses Menjadi Miliarder Investor

Haru Biru Perjuangan Anak Tukang Ledeng hingga Sukses Menjadi Miliarder Investor. (FOTO: REUTERS/Jeff Zelevansky)
Haru Biru Perjuangan Anak Tukang Ledeng hingga Sukses Menjadi Miliarder Investor. (FOTO: REUTERS/Jeff Zelevansky)
Sumber :
  • wartaekonomi

Menjadi miliarder investor mungkin hal yang tak pernah terpikirkan oleh Leon Cooperman. Tetapi hari ini, ia adalah seorang yang sukses berharta US$2,5 miliar atau setara Rp36 triliun melalui perusahaan hedge fund miliknya The Omega, perusahaan penasihat investasi.

Cooperman lahir sebagai imigran kelas pekerja yang hidup di satu kamar apartemen di lingkungan Bronx di selatan Kota New York. Ayahnya adalah seorang tukang ledeng dan ia menjadi generasi pertama di keluarganya yang lahir di Amerika dan juga bisa berkuliah.

"Semua pendidikan yang saya tempuh selama ini, selalu dari sekolah negeri," ujar Cooperman, sebagaimana dikutip dari CNBC International pada, Selasa 24 November 2020.

Cooperman merupakan seorang lulusan Hunter College, sekolah negeri yang merupakan bagian dari City College di New York. Setelah itu dia mengambil pendidikan perguruan tinggi di Columbia Business School, berkat pinjaman mahasiswa National Defense Act. Pada tahun 1967, ia pun akhirnya mendapat gelar MBA dan bekerja di Goldman Sachs selama 25 tahun.

Karir pertamanya di Wall Street tak mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Penghasilannya minus akibat tunggakan pinjaman mahasiswa, tak ada simpanan tabungan dan juga harus hidup bersama anak 6 bulan.

Setelah bekerja di Goldman Sach selama 25 tahun, ia pun akhirnya membangun perusahaan Hedge Fund sendiri bernama Omega Advisor pada 1991.

Bisnisnya pun tak melulu berjalan mulus. Omega Advisor sempat terkena masalah, dan harus melakukan penyelesaian pembayaran sebesar US$4,9 juta dengan SEC usai tuduhan melakukan praktik ilegal. Namun, Omega membantah dan mengaku tak melakukan kesalahan apapun.

Leon Cooperman sendiri adalah salah satu miliarder yang mendukung Joe Biden pada Pilpres 2020 ini. Ia mengaku mendukung Biden bukan karena urusan dompet.

"Saya mendukung berdasarkan nilai-nilai prinsip, bukan karena urusan dompet," jelas Cooperman.

Terbiasa hidup susah juga membuat Cooperman mendonasikan kekayaannya. Pada tahun ini, ia menandatangani perjanjian The Giving Pledge, yang merupakan sebuah komitmen dari banyak orang kaya untuk fokus filantropi dengan memberikan banyak donasi kepada amal. Organisasi yang dijalankan Warren Buffett dan Bill gates ini membuat Cooperman ingin mewujudkan American Dream.

"Saya mempunyai begitu banyak uang, saya akan berikan kekayaan tersebut. Itulah yang dinamakan sebagai American Dream, di mana saya ingin memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk menghidupi prinsip The American Dream," ujar Cooperman.