Ada Vaksin Corona Ampuh 90 Persen, OJK Minta Pengusaha Panaskan Mesin

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini, penemuan vaksin COVID-19 yang telah 90 persen efektif akan memberikan kepercayaan pelaku usaha untuk kembali menggerakkan roda bisnisnya.

Respons Pengusaha soal Rencana Tax Amnesty Jilid III

Karena itu, kinerja sektor jasa keuangan diyakini akan kembali meningkat dengan indikator-indikator stabilitas yang terjaga. Ekonomi Indonesia pun diharapkan kembali bergerak.

Sebagaimana diketahui, Pfizer dan BioNTech mengumumkan vaksin buatannya 90 persen efektif. Mereka juga telah mengajukan otorisasi penggunaan darurat di Amerika Serikat untuk vaksin bagi orang berusia 16-85 tahun.

Apindo Pastikan Pengusaha Taati Aturan Upah Lembur Pekerja yang Masuk saat Pilkada

Baca jugaHabib Rizieq Pulang, Tiket yang Gagal Terbang di Soetta Bisa Di-refund

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, menyatakan bahwa kemajuan itu menjadi sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi hanya tinggal masalah waktu. Untuk itu, jangan sampai disia-siakan.

Apindo Apresiasi Rencana Pemerintah Tunda PPN 12 Persen

"Ini hanya masalah waktu untuk recover sehingga para pengusaha harus lebih dini antisipasi ini jangan ketinggalan kereta," tutur Wimboh, Selasa, 10 November 2020.

Menurut Wimboh, pengusaha kelas menengah atas tidak dapat cepat memulihkan usahanya. Dia pun menyarankan supaya mereka sudah mulai bersiap memanaskan mesin bisnisnya saat ini.

"Apalagi pengusaha menengah atas hari ini cita-cita bangkit, besok beroperasi kan enggak. Tapi harus disiapkan, hitung pegawai, mesin dipanasin sehingga tidak tertinggal kereta," tuturnya.

Di sektor jasa keuangan, menurutnya, sudah sangat siap untuk mendukung kembali pulihnya roda ekonomi setelah penemuan vaksin tersebut. Apalagi likuiditas dikatakannya lebih dari cukup.

"Kita siap dengan likuiditas, kalau ada kendala silahkan berdialog. Dengan vaksin ini juga akan memberikan confident bahwa ekonomi global tumbuh," ungkap Wimboh.

Wimboh mengungkapkan, salah satu rasio yang digunakan untuk menilai risiko likuiditas yaitu loan to deposits ratio (LDR) hingga data terakhir pada periode September-Oktober mencapai 83,16 persen. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya