Joe Biden Terpilih, Apa Saja Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia
- secure.actblue.com
VIVA – Joe Biden telah berhasil terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) dari lawannya yaitu Donald Trump. Lantas apa saja pengaruhnya saat AS dipimpin oleh Biden terhadap ekonomi Indonesia.
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan sejumlah faktor yang akan menggambarkan pengaruh kepemimpinan Joe Biden terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia.
Kepala Pusat Penelitan Industri, Perdagangan dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan bahwa pengaruh tersebut akan tergambar jelas dari kebijakan ekonomi yang akan dibawah Biden dalam pemerintahannya.
Mulanya, dia menyoroti sikap Biden dalam kebijakan kerja sama perdagangan, restriksi perdagangan hingga perang dagang. Menurutnya, yang membedakan Biden lebih penganut multilateralisme.
"Ruang kerja sama bilateral kedua negara akan lebih ketat karena balik lagi kebijakan perdagangan yang jadi referensi Biden adalah regional bukan perjanjian kerja sama bilateral," kata dia, Minggu, 8 November 2020.
Andry menganggap, meski Biden lebih pro terhadap multilateralisme ketimbang bilateralisme seperti yang dianut Trump selama ini, tensi perang perdagangan akan lebih tinggi dibawakan Biden ketimbang Trump.
"Dia akan kerja sama dengan sekutu-sekutu AS untuk sama-sama terapkan trade wars ke China, ini kemungkinan besar tensinya akan meingkat," tegas dia.
Sementara itu, dari sisi restriksi perdagangan, Biden dikatakan Andry, telah merancang kebijakan terkait pengutamaan untuk pembelian produk-produk AS atau dikenal dengan istilah Buy American.
Kebijakan itu akan diiringi dengan kebijakan pengadaan investasi senilai US$400 miliar. Kebijakan tersebut dianggap untuk memberikan daya dongkrak permintaan terhadap produk-produk AS.
"Ini jadi sama sebetulnya legacy trump pertama trade wars dan restriksi ekonomi. Kita masih akan mengalami itu jadi salah satu tantangan perdagangan Indonesia ke AS," kata Andry.
Selain kebijakan itu, Biden dikatakan Andry juga akan menerapkan kebijakan pajak korporasi yang lebih tinggi dari yang sebesar 21 persen menjadi 28 persen serta penerapan pajak minimum untuk perusahaan di luar AS.
"Corporate tax di AS dari 21 jadi 28 persen dan minimum tax untuk perusahan di luar AS diturunkan agar perusahaan di luar AS tidak masuk ke safe heaven dan menginvestasikannya ke negara berkembang," tututrnya.
Dengan kebijakan itu, Biden memperkirakan bahwa aliran investasi asing akan sangat besar ke negara-negara berkembang di bawah pemerintahannya. Indonesia harus bisa menangkap peluang tersebut.
"Dan juga investment diversion dari China karena kalau kita tidak bisa memanfaatkan investment diversion dari China kita akan kalah karena pada saat trade war kita tidak dapat apa dari perpindahan investasi di China," kata dia.