Survei: Kepercayaan Konsumen ke Ekonomi Menurun

Aktivitas pedagang dan konsumen di pasar tradisional sayur dan rempah-rempah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Kepercayaan konsumen terhadap perekonomian Indonesia kembali terpuruk saat ini. Hal itu terlihat dari Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Danareksa kembali jatuh. Berdasarkan survei Oktober 2020, IKK turun 3,1 persen dari 74 pada bulan sebelumnya menjadi 71,1.

Survei: Mayoritas Publik Optimis Ekonomi RI 2025 di Era Prabowo Bisa Lebih Baik

Dikutip dari Consumer Confidence Danareksa Research Institute (DRI) edisi November 2020, turunnya IKK dipengaruhi jatuhnya dua komponen pembentuk indeks. Indeks Situasi Sekarang (ISS) turun 6,5 persen dibanding bulan lalu menjadi 36,3. Sementara itu, Indeks Ekspektasi jatuh 2,1 persen dibanding bulan lalu menjadi 97,2.

Baca juga: Pastikan Akurat, Kantor Pos Pakai ini Verifikasi Penerima Bansos Tunai

Survei LPI: Mayoritas Publik Bersentimen Positif Yakin Prabowo Bisa Bawa RI Lebih Baik

"Perekonomian domestik terus membaik dengan lambat meskipun pencairan program perlindungan sosial telah dipercepat," kata Chief Economist DRI, Moekti P. Soejachmoen, dikutip Jumat, 6 November 2020.

Saat di survei, proporsi konsumen yang menyatakan situasi ekonomi sekarang bagus dikatakannya turun dari 5 persen menjadi 3,4 persen. Sedangkan, yang mengatakan buruk naik dari 74,8 persen menjadi 76,7 persen.

LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan

"Dampak wabah COVID-19 di Indonesia sangat dirasakan oleh konsumen, tercermin dari penurunan IKK kembali setelah naik pada Agustus 2020," tuturnya.

Moekti juga mengungkapkan, konsumen memperkirakan bahwa pendapatan keluarganya akan mengalami penurunan selama enam bulan mendatang, ditandai dari angka indeks yang turun 1,4 persen menjadi 75,1.

Keyakinan konsumen terhadap sulitnya masuk ke pasar tenaga kerja juga disebutkannya mengalami kenaikan dari 75,2 persen pada bulan sebelumnya, menjadi hanya sebesar 77,3 persen.

Adapun rencana belanja konsumen kurang solid, tergambar dari hasil survei pada Oktober 2020 yang menunjukkan rendahnya indeks keinginan belanja konsumen.

Angka indeksnya turun hingga 22,6 persen secara tahunan ke posisi. Menurut dia, pemulihan ekonomi akan terus melambat dengan indikasi melemahnya keinginan belanja seluruh kelompok pendapatan.

Dari 10 kategori barang yang disurvei, rencana pembelian konsumen naik hanya untuk tiga jenis barang, yaitu tanah, renovasi rumah dan ternak. Sedangkan sisanya menurun untuk pembelian mobil, sepeda motor, rumah, peralatan rumah tangga, sepeda, perhiasan emas dan perlengkapan audio visual. (ren)

Ilustrasi pajak

PPN Jadi 12 Persen Ditegaskan Tak Bikin Daya Beli Loyo, Ekonom Ungkap Perhitungannya

Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik dari 11 persen ke 12 persen mulai 1 Januari 2025.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024