Kejar Target Produksi, SKK Migas Undang Pemangku Kepentingan Se-Dunia

ilustrasi industri migas.
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan komitmennya mengawal pencapaian target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030. Para pemangku kepentingan di seluruh dunia pun akan dikumpulkan guna wujudkan hal tersebut.

Masa Tenang Pilkada, Car Free Day di Sudirman-Thamrin Tidak Diberlakukan pada 24 November 2024

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, untuk mewujudkan target tersebut tak bisa hanya mengandalkan upaya pihaknya dan Pemerintah. Komitmen dari para pemangku kepentingan untuk mendukung dan mewujudkan industri hulu migas sebagai pilar utama pembangunan dan ekonomi nasional.

Baca juga: Ma'ruf Tegaskan Sangat Rasional RI Jadi Pemimpin Ekonomi Syariah Dunia

Polisi Tetapkan 4 Orang Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Anak yang Dituduh Curi Uang di Tangerang

Karena itu Lanjutnya, SKK Migas akan menyelenggarakan forum gabungan hulu migas International Convention on Upstream Oil and Gas Indonesia (IOG) 2020. Acara itu akan yang dilaksanakan secara virtual atau daring pada 2-4 Desember 2020.

"Kami berharap visi SKK Migas ini menjadi visi bersama bagi seluruh pemangku kepentingan yang berada di industri hulu migas. Tidak mungkin SKK Migas berjalan sendirian," kata Fatar selaku Ketua Steering Committee IOG 2020, dalam konferensi virtual, dikutip Kamis 5 November 2020.

Dapat Hibah 5 Juta Blangko dari Kemendagri, Pemprov Jakarta Jamin Cetak KTP Kini Hanya 15 Menit

Fatar menambahkan, untuk mewujudkan visi jangka panjang tersebut, SKK Migas telah melakukan transformasi hulu migas sejak awal 2020. Melalui Rencana Strategis (Renstra) Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0. 

Transformasi ini mencakup kegiatan usaha hulu migas keseluruhan, dengan SKK Migas selaku pengelola kegiatan usaha hulu migas yang menjadi penggerak. Dalam Renstra IOG 4.0, telah ditetapkan 4 pilar strategis dan 6 pilar pendukung (enablers) yang akan menjadi acuan industri hulu migas Indonesia.

"Dari pilar-pilar tersebut, diperoleh 22 program utama dengan 80 target dan lebih dari 200 action plans yang akan dilaksanakan hingga 2030," tambahnya.

Berdasarkan data SKK Migas, hingga Oktober 2020, terdapat 18 program telah diselesaikan. Sedangkan di tahun 2021 akan dilaksanakan 4 program.

Menurut Fatar, tahun 2020 memiliki tantangan yang sangat berat dengan adanya pandemi COVID-19 dan rendahnya harga minyak. Hal tersebut mengoreksi pencapaian long term plan (LTP) SKK Migas sebesar 2,7 persen.

"Namun apabila pandemi dapat dikendalikan di 2021, kami optimis LTP akan kembali on track pada 2022 dan 2023," kata dia.

Sebagai informasi, Forum IOG 2020 memiliki 4 tujuan utama yakni mengidentifikasi kebijakan dan strategi untuk menarik investasi industri hulu migas di kondisi pasar dunia yang sangat kompetitif. Kemudian, mengidentifikasi tantangan dan membuat inisiatif untuk mendorong kolaborasi antara investor dan pemangku kepentingan.

Selanjutnya, merinci program prioritas dengan masukan dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat mempercepat pelaksanaan program tersebut. Tujuan terakhir adalah, memberi penghargaan bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atas pencapaian kinerja di industri hulu migas.

SKK Migas menargetkan sebanyak 10.000 peserta dapat tergabung dalam forum ini. Mulai dari pemerintah selaku pemegang kebijakan, pelaku bisnis hulu migas nasional dan internasional, akademisi, termasuk awak media.

"Kami akan mengundang para pihak tersebut untuk berdiskusi dan menghasilkan program nyata yang akan mendukung visi SKK Migas," ujar Fatar. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya