Sri Mulyani Ingatkan Bahaya Gelombang Kedua COVID-19 di Eropa

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR. (foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai bahwa gelombang kedua dari peningkatan penyebaran wabah virus corona atau COVID-19 lebih berbahaya dampaknya dari kondisi penyebaran awal.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Gelombang kedua tersebut, katanya, telah nyata terjadi di berbagai negara kawasan Eropa maupun Amerika Serikat. Mereka mulai menempuh langkah pembatasan sosial atau lockdown kembali. 

"Anda lihat sekarang di semua negara Eropa sedang sibuk sekali melakukan penutupan gelombang kedua akibat kenaikan luar biasa. AS, Prancis, Jerman, Inggris, Italia, Spanyol Semua sedang menghadapi COVID-19 gelombang kedua," katanya, Rabu 4 November 2020.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Menurut Sri, gelombang kedua lebih berbahaya karena masyarakat dan pelaku usaha sudah mulai tidak sabar untuk menghadapi pandemi yang berawal dari Kota Wuhan, China, tersebut. Sehingga, mereka tidak lagi mau untuk dilakukan penutupan.

"Mereka sudah tidak mau lagi menutup usahanya sehingga ini menyebabkan tekanan ekonomi, sosial, keuangan secara bersamaan juga tentu masalah politik. Jadi kita jangan underestimate bahwa tantangan ini masih harus kita hadapi," tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Namun demikian, Sri menjamin bahwa pemerintah akan terus menggunakan instrumen fiskal, yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membantu ekonomi masyarakat dan pelaku usaha.

Tapi, dia mengingatkan, upaya itu harus diiringi dengan komitmen semua pihak dalam mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

"APBN akan terus lakukan fungsinya tapi semua pihak harus benar-benar ikut menjaga supaya masalah awalnya yaitu pandemi tetap bisa terjaga dan terkendali. Tahun 2021 kita tema tetapnya sama," tegas Sri.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga telah mewanti-wanti jajaran di bawahnya terkait gelombang kedua pandemi COVID-19. Dari data yang diperoleh, sejumlah negara di Eropa mencatatkan angka kenaikan kasus positif cukup signifikan dalam waktu belakangan ini.

"Sekali lagi hati-hati karena di Eropa sudah muncul gelombang kedua yang naiknya sangat drastis sekali. Jadi jangan sampai kita teledor, jangan kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita," kata Jokowi saat sidang kabinet paripurna, Senin, 2 November 2020. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya