eFishery Gaet Baba Rafi Olah Digitalisasi Tambak Udang Vaname

Tambak Udang Vaname yang dikelola oleh eFishery dan Baba Rafi.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Perusahaan rintisan agriculture technology, eFishery, menandatangani perjanjian kerja sama dengan salah satu pionir jaringan waralaba makanan terbesar di Indonesia, Baba Rafi. Kerja sama ini dilakukan untuk pengelolaan franchise tambak udang vaname. 

Hadirkan Inovasi Teknologi Terkini, Ratusan Perusahaan Hadir di Jade 2024

Bagi Baba Rafi, kerja sama pertama yang dilakukan dengan tech startup ini dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi udang vaname dengan menerapkan Internet of Things (IoT). Pada fase pertama dalam kolaborasi ini, eFishery akan mengelola 71 tambak udang seluas 40 ribu meter persegi yang merupakan tambak kelolaan Baba Rafi.
 
CEO & Co-Founder eFishery, Gibran Huzaifah, mengungkapkan eFishery memiliki expertise dalam penguasaan teknologi akuakultur, dan kami sangat tertarik dengan kerja sama ini karena dapat mengaplikasikan teknologi sekaligus mengelola bisnis tambak udang secara end-to-end

Selain itu, kata Gibran, kerja sama dengan Baba Rafi yang ahli dalam mengelola franchise ini merupakan suatu bentuk strategic partnership, Baba Rafi yang menjalankan bisnis waralaba sedangkan eFishery yang mengelola operasional tambak. 

Integrasi Teknologi dan Pendidikan untuk Mendongkrak Kualitas SDM

"Kami berharap kolaborasi ini akan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan stakeholders lainnya,” kata Gibran dalam keterangannya, Rabu 4 November 2020.

Seperti diketahui, udang merupakan hasil ekspor perikanan andalan Indonesia yang jumlahnya mencapai hingga 40 persen dari seluruh ekspor perikanan. Udang juga termasuk dalam 10 komoditas nonmigas dengan surplus perdagangan terbesar di Indonesia. 

Apakah laptopmu Terus-Menerus di Mode Sleep? Simak Bahaya Performa dan Keamanannya yang Perlu Kamu Waspadai!

Dengan melihat hal tersebut membuat Baba Rafi tertarik untuk menggeluti bisnis tambak udang vaname dan menjadikannya suatu bisnis dengan model waralaba. Dan lewat waralaba tambak udang ini, Baba Rafi mengundang masyarakat untuk dapat menjadi investor dengan seluruh operasional dan manajemen bisnis dikelola oleh pihak Baba Rafi sehingga tingkat keamanan dalam berinvestasi terjamin.

Sementara, sejak didirikan pada 2013, eFishery dikenal sebagai pemain utama di bidang teknologi akuakultur dan merupakan perusahaan aquaculture intelligence pertama di Indonesia. 

Berangkat dari produk eFisheryFeeder yang merupakan alat pemberi pakan otomatis berbasis cloud yang mampu meningkatkan mutu dan hasil panen ikan dan udang, eFishery kini juga menawarkan solusi untuk memecahkan masalah-masalah lain di sektor akuakultur secara terintegrasi dengan mengacu pada data dan teknologi.

Founder dan group CEO Baba Rafi Enterprise, Hendy Setiono, mengakui telah menyadari akan pentingnya sentuhan teknologi dalam pengelolaan tambak udang. Terlebih di era Revolusi Industri 4.0 ini, memang tidak bisa kita pungkiri peran teknologi penting.

"Kami juga ingin turut berperan dalam perubahan tersebut. Saya selalu percaya, dengan berkolaborasi banyak hal yang bisa kita capai dengan hasil yang lebih maksimal,” katanya.

Adapun, dalam kerja sama ini, eFishery bertindak sebagai technical expert yang akan mengatur manajemen operasional tambak dan memberikan pendampingan dari awal hingga akhir siklus budidaya. 

Pendampingan dimulai dari proses penyediaan benih, pemilihan pakan, hingga penyediaan teknologi pendukung. Selain teknologi eFisheryFeeder yang mampu mengefisienkan FCR, eFishery juga menggunakan inovasi terbaru untuk menghindarkan penyakit pada udang. 

Tidak hanya dilengkapi dengan berbagai teknologi, eFishery juga memfasilitasi tambak udang vaname Baba Rafi dengan teknisi handal yang sudah berpengalaman dalam mengelola tambak udang. 

Penjualan udang pun akan difasilitasi oleh Baba Rafi sehingga pemilik modal tidak perlu khawatir akan kesulitan dalam memasarkan hasil panennya.

Penerapan teknologi oleh eFishery diperkirakan mampu menekan angka kegagalan panen hingga 50 persen. Kombinasi antara teknologi, pendekatan sains, dan staf ahli di lapangan ini diprediksi mampu meningkatkan tingkat produksi atau hasil panen dari tambak udang hingga 25-30 persen. 

Upaya ini diharapkan mampu mendongkrak potensi Indonesia yang saat ini merupakan negara produsen udang ketiga terbesar di dunia, setelah China dan India.

Hingga saat ini, Baba Rafi mengelola 204 kolam tambak yang berada di Subang dan Lampung. Sejak diluncurkan pada 2017, waralaba tambak udang vaname Baba Rafi laris manis dan telah memiliki ratusan investor. Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan akan ada 500 tambak yang dikelola secara digital oleh Baba Rafi dan eFishery. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya