Kemenkeu Jual Green Sukuk Ritel untuk Atasi Perubahan Iklim
- Fikri Halim/VIVAnews.
VIVA – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menjual instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel kepada investor individu secara online (e-SBN).
SBSN itu dinamakan instrumen Green Sukuk Ritel - Sukuk Tabungan seri ST007. Dengan underlying asset atau dasar transaksi adalah Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN 2020 termasuk green asset.
"Jadi hasil dari penerbitan green sukuk ini memakai underlying proyek-proyek yang sifatnya hijau mendukung perubahan iklim.", kata Direktur Jenderal PPR Luky Alfirman, Rabu, 4 November 2020
Adapun jenis imbalan mengambang dengan kupon minimal atau floating with floor dengan tingkat imbalan Suku Bunga Acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate ditambah selisih atau spread 150 basis points (bps).
Untuk periode pertama yang akan dibayar pada 10 Januari 2021 dan 10 Februari 2021 berlaku kupon sebesar 5,50 persen, terdiri dari BI 7 days reverse repo rate pada saat penetapan 4,00 persen ditambah spread 150 bps.
Spread tetap 150 bps sampai jatuh tempo. Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama sebesar 5,50 persen tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
Bagi masyarakat yang berminat dapat mengakses laman Kemenkeu. Atau, menghubungi 31 Mitra Distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik.
Masa penawaran dimulai hari ini sampai dengan 25 November 2020 pukul 10.00 WIB. Tanggal penetapan penjualan 30 November 2020, setelmen 2 Desember 2020 dan jatuh tempo 10 November 2022.
Adapun minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimum pemesanan Rp3 miliar. SBSN ini tidak dapat diperdagangkan dan tidak dapat dilikuidasi atau dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption.
"Kitalah negara pertama di dunia yang menerbitkan sukuk ritel yang sifatnya green. Ini menunjukkan komitmen pemerintah mendukung pembangunan bersifat hijau mendukung perubahan iklim," tutur dia. (ren)