Pensiun Dini atau PHK di Tengah Pandemi, Apa yang Harus Dikerjakan
- abc
Dalam penjelasannya kepada ABC Indonesia Banu Astono mengatakan dia sebenarnya berat menerima tawaran tersebut karena dia baru saja menjalani operasi transplantasi ginjal di tahun 2018 dan amputasi kaki kiri di bawah lutut bulan Januari 2019.
"Saya gundah karena saya harus mengonsumsi obat dan pemeriksaan laboratorium lengkap berbiaya sekitar Rp9 juta setiap bulan, padahal pensiun saya sekitar Rp10 juta per bulan," katanya.
"Saya gundah apa lagi yang bisa saya kerjakan setelah pensiun. Kondisi sudah jauh dari sehat, ginjal tinggal satu itu pun cangkok dan kaki kiri yang ditopang dengan kaki palsu," kata Banu lagi.
Namun menurutnya, di tengah guncangan batin dan tekanan psikologis karena kehilangan banyak aktivitas muncul kabar baik.
"Salah satu sahabat yang sudah terjalin sejak lama Rachmat Gobel terpilih jadi anggota DPR. Ia menelepon dan meminta saya membantunya mulai November itu juga”.
"Kebetulan ia terpilih menjadi salah satu ketua yakni wakil ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan”.
"Saya diminta membantu aktivitas penulisan rilis, naskah pidato serta kajian soal plus-minus aktivitasnya di publik," kata Banu yang berasal dari Surabaya Jawa Timur tersebut.
Dan Banu merasa beruntung bahwa dia pensiun dini hanya beberapa bulan sebelum terjadinya pandemi COVID-19.
"Saya masih mendapat pesangon dari berbagai program yang dibayar tunai. Pasca saya keluar saya lihat industri media massa di bawah korporasi tempat saya bekerja mulai melorot kinerjanya dihantam pandemi, termasuk Kompas Grup," katanya lagi.
"Kini saya justriu lebih bisa tersenyum, tak terbayang jika saya masih bertahan di dalamnya di masa pandemi ini mungkin tidak akan ada lagi program yang sebaik program tahun lalu”.