Pasang Panel Surya, Pertamina Kilang Cilacap Berbagi Listrik ke Warga
- Dokumentasi Pertamina.
VIVA – PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan melaksanakan efisiensi energi untuk kategori gedung hijau besar.
Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan menjelaskan, melalui konsep go green, energy saving, dan eco building yang ramah lingkungan, perusahaan pengolahan minyak terbesar di Indonesia ini telah berhasil mencatatkan diri sebagai pengguna Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar pada lingkup Rumah Dinas Perusahaan (RDP).
"Dan hal itu dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kilang dengan rumah dinas terbanyak menggunakan PLTS di Indonesia," kata Hatim dalam keterangannya, Jumat 23 Oktober 2020.
Baca juga: Pengurus Kadin Jabar Dilantik, Anindya Harap Genjot Pemulihan Ekonomi
"Dengan kapasitas 1 megawatt yang digunakan, tentu ini berdampak pada penurunan emisi gas CO2," ujarnya.
Pada perkembangannya, sejalan dengan komitmen pro lingkungan, Pertamina pun menerapkan teknologi tersebut untuk keperluan masyarakat luas.
Bekerjasama dengan Politeknik Negeri Cilacap, energi hasil PLTS ini lalu didistribusikan untuk kepentingan umum warga Kelurahan Tegalreja dan Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Hal ini sebagai upaya memasyarakatkan PLTS dengan mempraktikkan langsung pada lingkungan sekitar, di mana tercatat ada sekitar 4.400 kwh yang disalurkan dari Pertamina sejak Juli tahun ini.
Hatim menjelaskan, bisa tersalurkannya listrik ke masyarakat luas ini tidak terlepas dari berlebihnya pasokan listrik di lingkungan Apartemen Patra Lomanis Residence, yang dibangun dengan sistem off grid di mana sumber listrik PLTS hanya digunakan pada siang hari saja.
"Untuk itu, Pertamina berinisiatif menyalurkan kelebihan listrik ini ke masyarakat terdekat agar bisa juga termanfaatkan," ujarnya.
Diketahui, metode penyaluran listrik ke warga ini dilakukan dengan memasang jaringan set panel surya dari apartemen ke kantor kelurahan dan PAUD, lalu dipasang charge controller dan baterai. Set panel surya ini akan mengubah sinar matahari menjadi listrik, atau sebagai pengalihan antara sumber daya. Sedangkan, charge controller untuk pengisian daya.
Pengontrol ini sebagai pemutus sumber energi yang akan digunakan oleh sistem. Sementara baterainya untuk menyimpan kelebihan listrik, agar bisa digunakan pada malam hari saat panel surya tidak beroperasi.
Diharapkan, melalui langkah ini misi Pertamina RU IV Cilacap sebagai pelopor EBT dapat sekaligus mengenalkan alternatif energi lain pada masyarakat, sehingga pelan-pelan mereka dapat beralih dan turut berperan mengurangi ketergantungan energi panas bumi. (ren)