Mengintip Pesan Khusus dari Kedatangan PM Jepang Yoshihide Suga ke RI

Pertemuan Jokowi dengan PM Jepang Yoshihide Suga.
Sumber :
  • Dokumentasi Sekretariat Kabinet.

VIVA – Kedatangan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia yang bertepatan dengan setahunnya pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin berkuasa ternyata memberikan sejumlah pesan khusus. Sebab, kunjungan kenegaraan tak biasa ini memberi pesan khusus dalam rangka menjaga hubungan kedua negara yang telah terjalin selama 62 tahun.

Masa Tenang Pilkada, Car Free Day di Sudirman-Thamrin Tidak Diberlakukan pada 24 November 2024

Baca Juga: Rupiah Balik Menguat ke Posisi Rp14.640 per Dolar AS, Ini Pemicunya

Tak sampai di situ, dalam kunjungan ini Pemerintah Jepang memberi sinyal kepada pemerintah Indonesia agar tidak melupakan peran strategis Jepang dalam membangun harmoni geopolitik dan ekonomi dunia bersama negara para mitra.

Polisi Tetapkan 4 Orang Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Anak yang Dituduh Curi Uang di Tangerang

“Kunjungan PM Suga memiliki pesan kuat dan strategis dari Jepang kepada mitranya di ASEAN, termasuk Indonesia. PM Jepang ingin menegaskan, kemitraan selama ini telah membawa dampak positif bagi ekonomi ASEAN dan tidak ingin apa yang telah dibangun bersama selama ini menjadi sia-sia,” kata Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel, dalam keterangannya, Rabu 21 Oktober 2020.

Seusai menghadiri jamuan Perdana Menteri Yoshihide Suga dan alumni Jepang dari Indonesia, Rachmat menjelaskan di masa kepemimpinan Presiden RI sebelum-sebelumnya, Jepang selalu berkeinginan merajut hubungan yang hangat.

Dapat Hibah 5 Juta Blangko dari Kemendagri, Pemprov Jakarta Jamin Cetak KTP Kini Hanya 15 Menit

Menurut Rachmat, komitmen Jepang selalu hadir sebagai mitra terkuat ASEAN, khususnya Indonesia untuk kepentingan stabilitas politik dan ekonomi, baik dalam kancah regional maupun global. “Inilah yang perlu dibaca oleh pemerintah, berbagai lembaga terkait dan pelaku usaha.,” katanya.

Kunjungan PM Suga, lanjut dia, menegaskan selama 62 tahun menjalin kerja sama telah memberi kontribusi secara berkesinambungan dalam pembangunan Indonesia di berbagai sektor.

“Jepang tidak hanya hadir sebagai salah satu investor asing terbesar di bidang industri migas dan nonmigas, tetapi juga berperan besar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia,” kata mantan Menteri Perdagangan itu.

Mengutip data Japan External Trade Organization (Jetro), total investasi perusahaan Jepang sepuluh tahun terakhir hingga 2018 tercatat mencapai US$31 miliar, yang ditanamkan di sektor industri, infrastruktur, dan jasa.

Sementara kontribusi ekspor perusahaan Jepang terhadap total ekspor Indonesia ke pasar dunia mencapai 24,4 persen. Menyerap sebanyak 7,2 juta pekerja dan hampir 90 persen perusahaan Jepang di Indonesia memberikan pelatihan kepada lebih dari 50.000 pekerja dan profesional. Sementara di bidang infrastruktur salah satunya adalah membangun pembangkit listrik berkapasitas 17 GW. 

Dan di bidang peningkatan sumber daya manusia, menurut Japan Student Services Organization (JASSO) jumlah siswa Indonesia yang belajar di Jepang meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir hingga mencapai 6.277 orang pada tahun 2018, meskipun secara rasio masih di bawah Vietnam. Vietnam yang telah mengirimkan 72.345 orang siswanya pada tahun 2018, padahal total populasi Vietnam hanya 96 juta jiwa. (Ant)

Menteri Perumahan Rakyat Maruarar Sirait

Menteri Ara Setuju Tapera Bersifat Sukarela: Jangan Maksa-maksa

Menteri PKP Maruarar Sirait meminta BP Tapera untuk membuat terobosan dan membuat sistem yang menarik agar program Tapera ini didukung oleh masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024