Rencana Sudah Disepakati, Begini Bentuk Merger Bank Syariah BUMN
- Dok.BRIsyariah
VIVA – PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha atau merger 3 bank BUMN syariah hari ini, Rabu 21 Oktober 2020.
Ringkasan itu mencakup penjelasan mengenai visi, misi, dan strategi bisnis Bank Hasil Penggabungan. Publikasi tersebut bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik BUMN tersebut.
Berdasarkan dokumen rancangan penggabungan, terungkap bahwa total aset dari bank hasil penggabungan akan mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun, nasabah 15,4 juta, dan jumlah karyawan 20.094 orang.
Bank hasil penggabungan dipastikan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker code BRIS. Sebab rencananya nama bank hasil penggabungan adalah PT Bank BRIsyariah Tbk. Tapi, perubahan nama Bank Hasil Penggabungan tersebut ke depan jika diperlukan masih dalam proses pembahasan.
Baca juga: Fadli Zon Sebut 4 Beban Berat Selama Jokowi Menjabat, Apa Saja?
Adapun komposisi pemegang saham pada bank hasil penggabungan adalah PT Bank Mandiri Tbk 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia Tbk 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 17,4 persen, DPLK BRI-Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.
Tanggal efektif penggabungan sebagaimana tercantum dalam ringkasan rencana merger adalah 1 Februari 2021. Untuk itu, tidak ada perubahan operasional dan layanan selama proses ini berlangsung.
Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri, Hery Gunardi, mengungkapkan visi bank tersebut. Katanya, visinya adalah "menjadi salah satu dari 10 bank syariah terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar secara global dalam waktu 5 tahun ke depan."
Layanan dan segmen bank diungkapkannya adalah UMKM, ritel, komersial, wholesale Syariah, sampai korporasi, baik untuk nasabah nasional maupun investor global. Termasuk untuk mengoptimalkan potensi global sukuk.
Adapun susunan direksi dan komisaris masih dalam proses pembahasan. Namun, dipastikannya akan menjadi sebuah kombinasi yang solid dari keahlian dan kompetensi, serta pengalaman perbankan yang dapat menghadirkan produk dan solusi keuangan.
“Integrasi ini lebih dari sekadar aksi korporasi. Mengawal dan membesarkan bank syariah terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah yang besar," kata Hery. (ren)