Kafe Khusus Aneka Kopi Indonesia Akhirnya Dibuka di Jerman

Kedai kopi bernama MyBali Coffee dibuka di kota Nuernberg Jerman
Sumber :
  • VIVA.co.id/Miranti Hirschmann

VIVA – Di tengah gelombang Covid-19 yang menghantam dunia, sebuah kedai kopi bernama MyBali Coffee dibuka di kota Nuernberg, Jerman. Kedai ini menjual sejumlah kopi asal Indonesia seperti Kopi Gayo Aceh, Mandailing, Lintong, Kopi Bali, Luwak dan Robusta. 

Sensasi Amerika di Denpasar? Ada di Kafe Tersembunyi Ini!

Kopi yang dijual tidak hanya dalam bentuk sajian dalam cangkir dan diminum ditempat, teteapi juga menyediakan kopi untuk to go. Selain itu MyBali juga menyediakan kopi dalam bentuk biji dalam kemasan 250gr yang bisa digiling ditempat untuk dibawa pulang.

Lokasi kedai kopi ini berada di kawasan Kota Tua Nuernberg, selatan Jerman. Tidak jauh dari pusat perbelanjaan dan sejumlah situs sejarah. 

Menikmati Akhir Pekan Tenang di Bogor, Pemandangan Hijau Ditemani Kopi dan Kudapan Lezat!

Diharapkan kedai ini dapat menarik turis yang mengunjungi kota ini.  Tujuan kedai ini didirikan adalah memperkenalkan lebih dekat kopi asal Indonesia.

Kedai kopi ini diresmikan pekan lalu ( 9 Oktober 2020) oleh Konsul Jendral KJRI Frankfurt, Acep Somantri dan dihadiri oleh pemda dan politisi kota Nuernberg, juga sejumlah tokoh distributor kopi Jerman.  

Menteri Lingkungan Hidup Ancam Stop Restoran dan Hotel jika Buang Sampah Makanan ke TPA

Kepada VIVA.co.id, Acep Somantri berharap, "Kedai kopi Mybali Coffee di Nuernberg ini akan menjadi milestone untuk kita bisa meningkatkan kopi Indonesia ke Jerman".

Tahun 2019 tercatat Jerman mengimpor 1,1 juta ton kopi dari seluruh dunia. Pemasok utamanya adalah Brazil, Vietnam, Honduras dan Kolombia. Saat ini Indonesia menempati posisi 9 sebagai pemasok kopi Jerman dengan share sekitar 1,7% dari seluruh impor kopi yang masuk ke Jerman.

Pemilik MyBali Coffe, Sacha Bayu Handoyo memulai usahanya sebagai distributor kopi asal Indonesia sejak 2015. Hasilnya, MyBali coffee saat ini sudah bisa didapatkan di berbagai supermarket di Jerman. Sacha Handoyo mengadakan banyak uji pasar  di Jerman. 

Tadinya ia menggunakan nama Indonesia untuk produknya, Banyak orang Jerman menyukai aroma dan citarasa kopi asal Indonesia. Tetapi banyak orang tidak tahu dimana Indonesia. 

Ganti Strategi
Sacha Handoyo mengganti strategi pemasarannya dnegna menggunakan nama MyBali, "Semua tahu pulau Bali, sebuah pulau impian, seperti halnya Hawaii. Ternyata strategi ini jitu. Mereka menerina dan ini kesempatan kami menerangkan lebih jauh tentang Indonesia, " tuturnya.

Orang Jerman juga merupakan juara minum kopi dunia, dimana tercatat seorang Jerman dapat mengkonsumsi 164 liter kopi pertahun. Indikasi dari institusi perkopian Jerman, Deutscher Kaffeeverband mengatakan bahwa konsumsi kopi di Jerman selama 2020, terutama saat pandemi covid menunjukkan kenaikan.

Pemilik MyBali Coffe Sacha Bayu Handoyo
Pemilik MyBali Coffe, Sacha Bayu Handoyo (Foto: VIVA.co.id/Miranti Hirschmann)

Sacha Handoyo mengakui bahwa pandemi Covid-19 berdampak di segala bidang, tetapi ia juga ikut prihatin dengan nasib sekitar 23,000 petani kopi di Indonesia yang kehilangan pekerjaan dan membutuhkan pendapatan, "Kami berupaya membantu mereka dengan penjualan kopi disini".  Pemilik MyBali Coffee keturunan Jerman Indonesia ini berencana akan membuka kedai kopi serupa di beberapa kota besar di Jerman.

Ekspor kopi ke Uni Eropa nampaknya akan menghadapi banyak tantangan di masa depan. Wahida, Atase Pertanian KBRI Brussels yang juga hadir dalam peresmian ini mengatakan bahwa Uni Eropa di bawah Presidensi Ursula Von der Leyen menerapkan berbagai ketentuan dari sisi sistem produksi kopi dan juga lansekap di mana kopi itu tumbuh. 

"Hingga kini kita aman. Tetapi per Desember 2022, Uni Eropa akan mengetatkan berbagai aturan terutama residu residu pestisida". Wahida menambahkan, "Saat ini kementrian Pertanian berkolaborasi dengan berbagai asosiasi kopi dan petani , didukung oleh coffee federation di Uni Eropa meningkatkan kualitas dan kinerja agar regulasi yang dihadapi kopi Indonesia tidak berdampak secara signifikan.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya