Bank Dunia: Lonjakan Kemiskinan Ekstrem Akan Berlanjut hingga 2021
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Grup Bank Dunia atau World Bank Group memperkirakan, pandemi COVID-19 akan menciptakan kemiskinan ekstrem di dunia hingga 2021. Lembaga ini memperkirakan akan terdapat banyak warga dunia yang berstatus miskin ekstrem.
Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass mengatakan itu saat menjadi pembicara di 2020 Annual Meetings Plenary. Pada 2020 saja, katanya, antara 88 juta hingga 115 juta orang kembali jatuh menjadi miskin ekstrem.
"COVID-19 telah memberikan kemunduran yang belum pernah terjadi sebelumnya pada upaya global untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem," kata dia dikutip Jumat, 16 Oktober 2020.
Baca juga: INACA: Banyak Maskapai Bangkrut karena Pandemi COVID-19
Malpass mengutarakan, lonjakan kemiskinan ekstrem tersebut akan berlanjut hingga 2021, sehingga total kemiskinan ekstrem akan mencapai 110-150 juta orang, dengan uang yang dimiliki di bawah US$1,9 per hari.
"Proyeksi kemiskinan baru Bank Dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2021 tambahan 110 hingga 150 juta orang akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem, hidup dengan kurang dari US$1,9 per hari," tegas dia.
Menurut dia, kondisi itu diperparah oleh dampak konflik bersenjata dan perubahan iklim di berbagai negara. Akibatnya upaya dalam pengurangan kemiskinan yang dilakukan dalam dua dekade terakhir sirna.
"Kemiskinan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020, untuk pertama kalinya sejak tahun 1998. Jelas bahwa kita menghadapi ketimpangan yang unik akibat pandemi ini," tuturnya.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, dia mengatakan bahwa Bank Dunia memberikan pembiayaan langsung terhadap mayoritas negara-negara miskin senilai US$160 miliar untuk target 15 bulan.
"Lebih dari US$50 miliar di antaranya dalam bentuk hibah atau pinjaman berjangka panjang dengan suku bunga rendah," ungkapnya.