Sri Mulyani Umumkan ke Dunia, RI Sudah Punya Omnibus Law

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Instagram @smindrawati.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemulihan ekonomi dampak pandemi Virus Corona atau COVID-19 di Indonesia tidak hanya mengandalkan kebijakan fiskal dan moneter. Tetapi, menggunakan semua instrumen termasuk salah satunya omnibus law.

Kantongi Investasi Rp295 Triliun usai Kunjungan 5 Negara, Prabowo Subianto: Alhamdulillah!

Hal itu disampaikan Sri Mulyani ketika menjadi panelis dalam CNBC Debate on Global Economy secara virtual di Jakarta, Jumat dini hari, 16 Oktober 2020.

“Dalam masa krisis ini, Presiden dan DPR setuju memiliki omnibus law yang akan memperbaiki iklim investasi di Indonesia guna menciptakan lapangan kerja,” katanya.

Masa Tenang Pilkada, Car Free Day di Sudirman-Thamrin Tidak Diberlakukan pada 24 November 2024

Baca juga: UU Ciptaker Sederhanakan Aturan Bisnis Penerbangan, INACA: Nafas Segar

Dengan begitu, lanjut dia, pemerintah akan mempermudah masa transisi dari dukungan defisit fiskal dan kebijakan moneter menjadi transformasi struktural. Upaya itu diharapkan berkontribusi bagi pertumbuhan.

Polisi Tetapkan 4 Orang Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Anak yang Dituduh Curi Uang di Tangerang

Tak hanya itu, menurut Sri, dukungan komunitas internasional juga dibutuhkan dalam pemulihan ekonomi. Khususnya bagi negara miskin agar mereka tidak hanya bertahan dari krisis tapi juga bisa pulih dari pandemi.

“Bagi kami, dukungan berkelanjutan oleh komunitas internasional tidak hanya dalam pemulihan (ekonomi), tapi juga akses vaksin akan sangat kritikal,” ujarnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyatakan, untuk pulih dari dampak pandemi, ia juga mendorong restorasi perdagangan dan aliran modal khususnya investasi asing langsung (FDI) yang lebih penting. Dibandingkan aliran modal jangka pendek.

Selain itu Sri Mulyani menambahkan, dalam mendesain pemulihan ekonomi juga tidak hanya bicara pertumbuhan. Namun, harus juga melihat dari sisi gender khususnya peran wanita harus mendapat dukungan.

“Kebanyakan jaring pengaman sosial dan dukungan UMKM, mereka akan membantu wanita. Jangan lupa COVID-19 kebanyakan memberi dampak kepada wanita, banyak tenaga kesehatan juga wanita,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, desain pemulihan ekonomi juga harus berkaitan dengan perubahan iklim agar bisa bertumbuh mengurangi karbon melalui pemberian stimulus fiskal atau insentif.

“Menyediakan yang lebih terbarukan dan proyek lebih hijau. Ini salah satu yang sekarang Indonesia lakukan. Jadi kami menggunakan krisis ini dalam hal untuk mentransformasi ekonomi, saya harap negara lain mengambil langkah yang sama,” ucapnya.

Selain Sri Mulyani, dalam sesi interaktif yang dipandu pembawa acara Geoff Cutmore dan disiarkan dari London, Inggris itu, juga menghadirkan tiga panelis lain. (Ant)

Di antaranya Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dan Kepala Gavi, Aliansi Vaksin yang juga mantan Menteri Keuangan Nigeria, Ngozi Okonjo Iweala.

Menteri Perumahan Rakyat Maruarar Sirait

Menteri Ara Setuju Tapera Bersifat Sukarela: Jangan Maksa-maksa

Menteri PKP Maruarar Sirait meminta BP Tapera untuk membuat terobosan dan membuat sistem yang menarik agar program Tapera ini didukung oleh masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024