Go International, INKA Dapat Lagi Proyek Kereta di Kongo

Pekerja menyelesaikan pengerjaan kereta di Pabrik PT INKA, Madiun, Jawa Timur.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – PT INKA (Persero) menandatangani kontrak dengan Republik Demokratik Kongo/DRC untuk pengerjaan proyek berskala besar berupa produksi kebutuhan transportasi kereta yang saat ini sedang dikembangkan negara di benua Afrika tersebut.

Mayjen TNI Ariyo Windutomo Dilantik Sebagai Kasetpres Gantikan Heru Budi

Baca Juga: 8 Tokoh KAMI Ditangkap, Gatot Nurmantyo Sebut Polisi Represif  

Direktur PT INKA, Budi Noviantoro, mengatakan, proyek kebutuhan transportasi kereta tersebut berupa pengerjaan kereta api, kereta barang, termasuk kereta rel listrik (KRL).

117.860 UMKM Sudah Masuk Ekosistem Digital PaDi UMKM, Transaksi Capai Rp 7 Triliun

"PT INKA akan menjadi project developer untuk perkeretaapian dan intermoda di DRC. INKA akan suplai lokomotif, gerbong barang, KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik), dan KRL (Kereta Rel Listrik)," ujar Budi Noviantoro di Madiun, Rabu 14 Oktober 2020.

Ia menuturkan, selain proyek pengerjaan kereta api, INKA juga akan mengajak beberapa perusahaan BUMN karya di Indonesia untuk mengerjakan infrastruktur perkeretaapian di Kongo.

Bantu Pemerintah Capai NZE pada 2060, Telkom Indonesia Lakukan Ini

Menurut dia, proyek dengan nilai total sekitar US$11 miliar tersebut akan dikerjakan mulai fase I dengan target empat tahun mulai 2021. Pada fase I yang akan dikerjakan meliputi proyek kereta api Kinsasha Urban Loop Line yakni transportasi di daerah perkotaan kemudian dilanjutkan jalur Kinsasha menuju Matadi Port dan Banana Port.

"Panjang jalur kereta untuk fase pertama itu sekitar 580 kilometer dengan target Kinsasha Urban Loop Line dan jalur kereta menuju Matadi Port dan Banana Port. Setelah fase I nanti kita lanjutkan ke fase berikutnya hingga total jalurnya mencapai sepanjang 4.100 kilometer terbangun mencakup wilayah utara dan selatan DRC," katanya.

Dan untuk memastikan proyek tersebut, dilakukan penandatanganan proyek yang tidak hanya dilakukan oleh PT INKA dan pemerintah Kongo, melainkan bersama PT Len Industri, PT Barata Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines, dan PT Dirgantara Indonesia.

Budi menjelaskan, pengerjaan proyek transportasi kereta beserta infrastrukturnya tersebut merupakan bagian dari sinergi lima BUMN dengan TSG Global Holdings dalam kesepakatan bersama berupa "Master Framework Join Development Agreement" (MFJDA) dengan Democratic Republic of the Congo yang ditindaklanjuti dengan kesepakatan "Master Implementation Join Development Agreement" (MIJDA).

Selain proyek perkeretaapian, PT INKA juga turut serta dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 Mega Watt peak di Kinshasa, DRC, Afrika. Dan PT Len Industri, PT Barata Indonesia, dan PT INKA merupakan konsorsium yang mengerjakan proyek PLTS tersebut. 

Adapun acara groundbreaking proyek PLTS telah dilangsungkan pada 19 Agustus 2020 bertempat di daerah Kinshasa, DRC, Afrika.

Budi menambahkan, selain untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat sekitar, PLTS tersebut juga akan dimanfaatkan untuk pasokan listrik di sektor transportasi yakni dalam mendukung operasional sarana kereta salah satunya KRL. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya