Persaingan Seleksi Kartu Prakerja Cukup Ketat, Ini Buktinya

Ilustrasi pendaftar Kartu Prakerja.
Sumber :
  • tvOne.

VIVA – Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengakui tren persaingan yang ada dalam proses seleksi program Kartu Prakerja memang cukup ketat. Dia menyebut, dari total pendaftar yang mencapai 36,6 juta orang, hanya sekitar 5,6 juta saja yang lolos untuk menjadi peserta program Kartu Prakerja.

Kabar Baik, Permintaan Tenaga Kerja Terampil Indonesia di Pasar Global Meningkat Tajam

Dia pun merinci, dari 24,4 juta orang yang lolos verifikasi email di tahap pertama, hanya sekitar 19 juta orang saja yang lolos verifikasi NIK dan KK di tahap kedua. Kemudian, dari 19 juta kandidat itu, hanya 17,2 orang yang akhirnya lolos di tahap ketiga yakni verifikasi nomor handphone dan rekening bank/e-wallet.

"Jadi kalau dari 17,2 juta orang itu namun akhirnya yang disahkan menjadi penerima Kartu Prakerja hanya 5,6 juta orang, maka setidaknya hanya satu dari tiga orang pendaftar yang bisa menerima Kartu Prakerja," kata Denni dalam telekonferensi, Rabu 14 Oktober 2020.

Dari Indonesia untuk Dunia, Kisah Inspirasi dari Kisah Indra Sjafri

Baca juga: Dubes RI Pastikan Habib Rizieq Belum Bisa Keluar dari Arab Saudi

Deni menambahkan, dari total 5,6 juta peserta yang disahkan itu, yang telah membeli pelatihan Prakerja pun tercatat hanya sekitar 5,19 juta peserta. Namun dari jumlah itu, total peserta yang telah menyelesaikan minimal satu pelatihan sebagai syarat mendapatkan insentif, hanya sebanyak 4,77 juta.

Kembangkan Kompetensi Masyarakat, LPK Kerjasama dengan Dinperinaker Bojonegoro

"Lalu yang telah menerima insentif pun tercatat hanya mencapai 4,55 juta orang peserta," ujar Denni.

Di sisi lain, Denni menekankan bahwa syarat utama untuk mendapatkan insentif selain dengan menyelesaikan proses pelatihan, yakni dengan memberikan rating dan ulasan secara digital.

Karena, dengan rating dan ulasan dari para peserta yang telah menyelesaikan program tersebut, Denni meyakini bahwa ekosistem di dalam program Kartu Prakerja juga menjadi lebih sehat.

Sebab, dari hal itu nantinya akan dapat diketahui, penyedia pelatihan mana yang kurang memuaskan bagi peserta, sehingga produk pelatihannya pun menjadi tidak diminati oleh para peserta tersebut.

"Itu sebetulnya pendisiplinan untuk ekosistem. Mereka yang tidak perform, tidak didukung oleh pasar. Sebaliknya, mereka yang performnya bagus, maka mereka akan mendapat reward dan edorsement," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya