Stimulus Bisnis UMKM, Pemimpin BUMN Pangan Ekspansi ke Pasar Ritel

Produk Raja Gula PT RNI yang rambah pasar ritel
Sumber :
  • Dok. RNI

VIVA – PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bersama 8 BUMN pangan lainnya saat ini telah tergabung ke dalam klaster BUMN pangan. RNI ditunjuk sebagai pemimpin atau ketua klaster.

Laba Bersih Hutama Karya Meroket Capai Rp 844 Miliar di Kuartal III-2024

Sebagai ketua, RNI juga didorong berperan aktif mendorong sinergi antar-BUMN anggota klaster pangan guna mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, dan keberlanjutan pangan Indonesia. Sebagaimana yang diharapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

RNI saat ini mengaku terus memperkuat ekspansi ke pasar ritel. Ketua klaster BUMN pangan ini telah meluncurkan kemasan baru produk gula kristal putih Raja Gula untuk bersaing di pasar ritel.

Simak Obrolan Erick Thohir dengan Bos NVIDIA Jensen Huang soal Ekosistem AI Indonesia

Direktur Utama RNI, Eko Taufik Wibowo, mengatakan, selain untuk meningkatkan nilai tambah, keberadaan produk gula milik RNI dapat menstimulus geliat bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mengingat, sebagai produk BUMN, harga jual Raja Gula dipastikan tidak akan berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

"Sehingga warung, pelaku UMKM, maupun konsumen bisa memperoleh produk dengan harga yang lebih terjangkau," kata Eko dikutip Selasa, 13 Oktober 2020.

Erick Thohir Gandeng Amazon Web Services untuk Pengolahan Data hingga Keamanan Siber BUMN

Baca juga: Donald Trump Sudah Negatif COVID-19

Saat ini, lanjut dia, Raja Gula telah tersebar di lebih dari 13.000 outlet di seluruh Indonesia. Distributor RNI terus bergerak memperluas secara spreading atau menambah sebaran outlet. 

"Raja Gula sendiri dijual dengan harga rata-rata di kisaran Rp12.000-Rp12.500 per kg,” ujarnya.

Peluncuran produk ini disebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas gula yang dihasilkan perusahaan serta menjaga ketersediaan dan keterjangkauan produk gula di masyarakat.

Eko mengatakan, dalam pendistribusian Raja Gula, pihaknya akan memprioritaskan kerja sama dengan warung serta pelaku UMKM. Agar mudah didapatkan, spreading Raja Gula dilakukan melalui kantor perwakilan cabang Rajawali Nusindo RNI Group serta secara online melalui e-commerce nushinushi.id milik Rajawali Nusindo serta Warung Pangan dan Mitra Warung Pangan yang dikelola oleh BGR Logistic.

Menurut Eko, re-branding produk Raja Gula juga merupakan bagian dari agenda transformasi RNI yang tengah berjalan menuju penguatan lini bisnis pangan.

Diharapkan, melalui perubahan kemasan dan tagline tersebut dapat memunculkan image baru Raja Gula sebagai produk gula yang bersahabat dari sisi kualitas dan harga, sehingga dapat diterima oleh berbagai tingkatan konsumen.

“Produk Raja Gula diluncurkan pertama kali pada tahun 2013, sejak saat itu manajemen belum melakukan sentuhan baru atau penyegaran terhadap brand tersebut. Untuk itu pada momen ulang tahun ke-56 RNI, kami mem-branding ulang produk Raja Gula agar memperkuat daya tarik konsumen,” ungkapnya.

Eko menjelaskan, perbedaan produk Raja Gula baru dengan yang lama, selain dari sisi kemasan, juga segmen pasarnya. Ketika diluncurkan tujuh tahun lalu, Raja Gula disiapkan untuk menyasar pasar menengah ke atas atau memenuhi kebutuhan gula premium. Namun, saat ini RNI lebih fokus menyiapkan Raja Gula sebagai produk yang dapat dijangkau oleh semua kalangan.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan upaya RNI untuk turut berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan melalui ketersediaan produk pangan yang berkualitas, namun tetap terjangkau oleh masyarakat.

“Secara kualitas tetap sama, kami selalu menggunakan 100 persen gula tebu murni dan diolah berdasarkan quality control yang ketat, sehingga menghasilkan kadar keputihan gula atau ICUMSA yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia,” kata Eko.

Raja Gula, sambung dia, merupakan salah satu dari sekian banyak produk pangan milik BUMN Klaster Pangan. “Selanjutnya RNI akan meluncurkan berbagai jenis produk pangan lainnya seperti teh, minyak goreng, dan beras. Selain itu, ada juga produk hand sanitizer yang terbuat dari etanol sebagai produk samping hasil pengolahan tebu. Saat ini konsepnya sedang dimatangkan,” ujarnya.

Dalam aktivitas bisnisnya, RNI memiliki 11 anak perusahaan dalam bidang agroindustri, alat kesehatan, bidang perdagangan dan distribusi serta memiliki jaringan sebanyak 48 cabang yang tersebar di kota besar seluruh Indonesia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya