Wapres Sebut SDA dan Pasar RI Tak Berarti Tanpa Dukungan Pelaku Usaha

Wakil Presiden Maruf Amin
Sumber :
  • VIVA/Reza Fajri

VIVA – Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan, pembangunan ekonomi nasional saat ini sangat ditentukan oleh kualitas dan progresifitas dari para pelaku ekonomi, khususnya dari kalangan pengusaha.

Hal itu diutarakan Ma’ruf dalam acara Harlah ke-9 dari Himpunan Pengusaha Nahdliyin atau HPN, yang digelar secara online.

"Kita memang memiliki sumber daya yang melimpah dan potensi di pasar domestik serta pasal global yang sangat besar, serta didukung perangkat regulasi ekonomi dari negara," kata Ma'ruf dalam telekonferensi, Jumat, 9 Oktober 2020.

Baca juga: Stimulus Ekonomi AS Bikin Rupiah Perkasa, Investor Soroti Demo Buruh

"Tapi semuanya tidak akan berarti jika tidak didukung oleh para pelaku usaha," ujarnya.

Karenanya, Wapres menilai bahwa keberadaan para asosiasi pengusaha yang ada di Tanah Air saat ini memiliki peranan yang cukup penting

Dia menilai, para pengusaha itu salah satu pihak yang akan menjalankan peran bisnis, dalam upaya-upaya menyediakan produk dan berbagai layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Selain itu, lanjut Ma'ruf, para pengusaha itu juga yang secara langsung mampu menyerap tenaga kerja. Serta memberikan kontribusi penghasilan kepada negara untuk membiayai pembangunan, baik dari aspek pajak ataupun non-pajak.

Apindo Tegaskan Tolak Aturan Kemasan Rokok Polos hingga Zonasi, Kerugian Bisa Capai Ratusan Triliun

"Saya mengapresiasi kehadiran Himpunan Pengusaha Nahdliyin ini karena mampu menunjukkan keseriusan NU di ranah perekonomian nasional," kata Ma'ruf.

"Karena sebagai organisasi muslim terbesar se-Indonesia atau mungkin secara global, dengan lebih dari 100 juta jemaah yang dimiliki NU maka HPN telah secara serius turut berupaya untuk berkiprah dalam pembangunan ekonomi nasional," ujarnya.

Usai Dilantik oleh Prabowo, Empat Menteri Kader NU Minta Restu Rais Aam dan Ketua Umum
Diskusi

Luhut: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian di Timur Tengah

Luhut dalam presentasinya juga memaparkan bahwa konflik Timur Tengah berpotensi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan target pembangunan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024