Corona Bikin Banyak Maskapai Pailit, Bos Garuda: Jangan Kaget

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Sumber :
  • Instagram/setiaputrairfan

VIVA – Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengakui penerbangan sebagai salah satu industri yang terhantam keras akibat pandemi Virus Corona atau COVID-19. Pelaku usaha di industri itu harus berusaha sekeras mungkin hanya untuk sekadar bertahan secara bisnis.

Wamildan Tsani Ungkap Arahan Khusus Prabowo soal Pengembangan Garuda Indonesia

Karenanya Irfan mengatakan, apabila ada kabar yang mengatakan bahwa terdapat sejumlah maskapai penerbangan yang menyatakan pailit. maka hal itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan di tengah kondisi sulit seperti saat ini.

"Ya kalau situasinya belum membaik, jangan kaget kalau ada kabar soal maskapai penerbangan yang menyatakan pailit," kata Irfan dalam telekonferensi, Selasa 6 Oktober 2020.

Irfan Setiaputra Pamit, Titip Pesan untuk Dirut Garuda Indonesia yang Baru

Baca juga: Simulasi Pesangon PHK Versi UU Cipta Kerja, Jadi Cuma 25 Kali Gaji

Maskapai penerbangan yang menyatakan kepailitan di masa pandemi COVID-19 saat ini, antara lain, adalah Avianca Airlines, AeroMexico, Latam, hingga Thai Airways.   

Erick Thohir Angkat Mantan Bos Lion Air Jadi Dirut Garuda Indonesia, Intip Profilnya

Saat ini, Irfan mengungkapkan, sejumlah maskapai penerbangan rela “berdarah-darah” mempertahankan bisnisnya. Upaya itu dilakukan agar tidak sampai harus menyatakan kepailitan secara bisnis.

"Sehingga beberapa perusahaan terpaksa melakukan sejumlah upaya, misalnya seperti menurunkan biaya operasi dan sebagainya, demi mempertahankan bisnis dan menunggu situasi pulih," ujar Irfan.

Meski demikian, Irfan mengatakan, butuh waktu antara 24 sampai 48 bulan bagi industri maskapai penerbangan untuk bisa kembali pulih dari dampak pandemi COVID-19 ini.

Hal itu berarti para maskapai penerbangan mesti pandai-pandai mengelola lini bisnisnya. Setidaknya sampai medio 2024 mendatang.

"Dan hal ini jelas akan menjadi tantangan bagi industri penerbangan, terkait kemampuan bertahan bagi para maskapai penerbangan dalam dua sampai empat tahun ke depan," lanjut Dirut Garuda. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya