Ekonomi RI Disebut Bisa Minus 2 Persen, Kemenkeu: Ini Catatan Penting
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Pemerintah merespons proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terbaru diumumkan Bank Dunia atau World Bank. Ekonomi Indonesia diperkirakan minus 1,6 persen hingga minus 2 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan publikasi proyeksi yang sekaligus merevisi perkiraan Bank Dunia sebelumnya pada Juni 2020 sebesar 0,0 persen masih sesuai dengan rentang perkiraan pemerintah.
“Secara umum, outlook Bank Dunia ini masih sejalan dengan asesmen Pemerintah terkini yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam rentang -1,7 persen dan -0,6 persen," kata dia, Selasa, 29 September 2020.
Baca juga:Â Bank Dunia Ingatkan RI Soal Kesenjangan Pemulihan Ekonomi COVID-19
Di samping World Bank, beberapa institusi internasional lainnya juga telah menyampaikan outlook perekonomian Indonesia 2020 terkini, yakni Bank Pembangunan Asia (ADB) dengan perkirakan sebesar -1,0 persen, dan OECD sebesar -3,3 persen.
"Pemerintah memandang hal ini sebagai catatan dan masukan penting dalam upaya mendorong efektivitas implementasi dan evaluasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN)," tutur dia.
Sebagai respons pemerintah terhadap pemburukan ekonomi tersebut, Febrio menegaskan bahwa mayoritas masyarakat kelompok 40 persen pendapatan terendah telah mendapat dukungan pemerintah melalui program PEN.
Bantuan diberikan baik dalam bentuk Jaring Pengaman Sosial (JPS), bantuan atau pembiayaan usaha maupun subsidi listrik. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp203,9 triliun atau sekitar 0,9 persen terhadap PDB untuk JPS.Â
"Bantuan ini bahkan tidak hanya menyasar masyarakat 40 persen terbawah namun juga kelas menengah yang terdampak melalui berbagai program, seperti Program Kartu Pra Kerja dan Program Padat Karya," tegas dia.
Pada 2021-2022, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan melalui proses pemulihan. Meskipun masih dibayangi risiko dan tantangan terkait keberhasilan penanganan pandemi COVID-19.
Pertumbuhan ekonomi 2021 diprediksi berada dalam rentang 3,0-4,4 persen dan pada 2022 sebesar 5,1 persen. Hal itu mempertimbangkan adanya dampak baseline yang rendah, serta adanya penurunan potensi pertumbuhan -0,6 poin persentase. (ase)