Tata Ekosistem Logistik Nasional, Menkeu: Biaya Turun Jadi 17 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA – Pemerintah melakukan penataan ekosistem logistik nasional untuk menekan biaya logistik yang selama ini dianggap lebih tinggi dibanding negara-negara ASEAN. Biaya logistik Indonesia selama ini 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto.

Bea Cukai Belawan Pastikan Keamanan dan Kelancaran Logistik di Penutupan Aquabike Jetski World Championship 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo ekosistem ini dilakukan secara terkoordinasi antarkementerian lembaga dan pemerintahan daerah. Dengan begitu tidak ada tumpang tindih proses bisnis.

"Kita semua tahu gambaran sistem logistik kita seperti benang ruwet meski kita sudah merintis nasional single window yang menghubungkan beberapa K/L (kementerian/lembaga) tapi belum membentuk ekosistem yang mempermudah transaksi dengan pelaku usaha," kata dia saat konferensi pers, Kamis, 24 September 2020.

Tingkatkan Standard Pelayanan dengan Transparansi dan Efisiensi

Dengan adanya ekosistem logistik nasional saat ini, dikatakannya, akan terjadi efisiensi dari sisi biaya dan waktu untuk sistem logistik. Dari 23,5 persen dari PDB menjadi 17 persen dari PDB. Meski begitu, masih lebih tinggi dari Malaysia yang hanya 13 persen.

"Ini dikontribusikan dari proses hulu hingga hilir terutama menghubungkan sektor-sektor transportasi, simplifikasi proses dan menghilangkan repetisi dengan ini kita harap sektor logistik makin meningkat tidak hanya dari sisi efisiensi tapi meningkatkan daya kompetisi nasional," ujarnya.

Logistik Pilkada Tangerang Didistribusikan ke 10 Kecamatan, Ini Lokasinya

Sri mengatakan, efisiensi logistik nasional terjadi mulai dari delivery order dan surat pengeluaran peti kemas melalui online. Dengan itu, biaya efisiensi per tahun Rp402 miliar dengan efisiensi waktu 91 persen.

Kemudian terdapat e-trucking yang menciptakan transparansi dalam pemesanan layanan truk secara online berbasis web. Efisiensi mencapai Rp975 miliar dengan waktu efisiensi 50 persen.

Adapun dari sisi inspeksi, penyampaian dokumen clearance dan pemeriksaan barang di bea cukai dan karantina melalui single submission dan single joint inspection. Efisiensi biaya Rp85 triliun dan waktu 35-56 persen.

Terakhir dari sisi pengangkut, baik dari sisi keberangkatan atau kedatangan kapal dan bongkar muat barang hanya dengan pemberitahuan tunggal, sehingga efisiensi biaya Rp60 miliar dengan waktu efisiensi mencapai 74 persen.

"Kita sudah meneliti dari proses yang dimasukkan dalam nasional logistic ecosistem ini akan sangat menurunkan proses bisnis, menyederhanakan dan menghilangkan repetisi, akan memberikan efisiensi baik dari sisi biaya maupun waktu," ujar Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya