Tantangan Erick Thohir Genjot Kinerja BUMN: Ubah Karakter Ahok

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, telah memanggil Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beberapa waktu lalu. Pertemuan itu dilakukan usai Ahok berkoar-koar ke publik membongkar bobrok Pertamina.

Erick Thohir Nyatakan Mundur dari Jabatan Ketum PSSI Jika Pemain Timnas Indonesia Bilang Ini

Direktur Riset Center of Reform on Economics, Piter Abdullah, menilai langkah yang diambil oleh Erick sudah tepat untuk meredam kegaduhan. Tapi, apakah bisa mengubah watak atau karakter Ahok seperti saat buka bobrok Pertamina?

"Ini adalah karakternya Ahok ya, karakternya Ahok seperti itu, makanya orang sering mengatakan ini Ahok seperti tidak belajar dari yang masa lalu," kata Piter, Selasa, 22 September 2020.

Pertamina Investigasi Viralnya Mobil-mobil Alami Kerusakan Diduga Pakai Pertamax

Baca juga: Jadi Agen Pajak Digital, Facebook hingga TikTok Belum Setor ke Negara

Menurut Piter, jika Ahok tidak mampu mengelola karakternya tersebut, terutama gaya komunikasinya saat menjadi pejabat di BUMN, bisa menyebabkan ketidakharmonisan dan ketidaknyamanan lingkungan kerja internal BUMN energi yang diawasinya.

Erick Thohir Sampai Dihubungi Thom Haye Usai Sebut Bakal Mundur sebagai Ketum PSSI: Saya Di Sini Untuk..

"Ada satu titik nanti ada batasnya, kalau kegaduhan ini ya mungkin bisa ditolerir, tapi kalau terus menerus akan membuat dia, Ahok-nya sendiri tidak nyaman, lingkungannya menjadi tidak nyaman juga,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, menilai sikap dan perkataan Ahok kerap membuat sejumlah orang geram, buruk dalam berkomunikasi, dan mengelola tata kata.

"Dia memiliki kelemahan, dalam soal komunikasi. Cenderung katakanlah bombastis. Yang kedua, sering tidak bisa membedakan kapan dan di mana, waktu yang tepat untuk berbicara," kata Qodari

Menurut Qodari, Ahok tidak cocok bekerja di bidang pemerintahan termasuk perusahaan milik negara. Dia lebih cocok bekerja di perusahaan swasta jika cara berkomunikasinya tidak berubah seperti saat dia menjadi pejabat pemerintahan.

"Yang namanya pejabat publik, entah yang dipilih langsung menjadi kepala daerah, atau yang ditunjuk menjadi menteri, atau bagian dari sebuah BUMN seperti Pertamina, ini memang hemat saya enggak begitu cocok untuk Pak Ahok," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya