Sri Mulyani Ingin Jaminan Halal Tak Bebankan Daya Saing Industri

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Dokumentasi kementerian keuangan.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa pemerintah sangat mendorong pesatnya pertumbuhan industri halal di Indonesia.

KNEKS Prediksi Aset Keuangan Syariah Global Melejit 66 Persen di Tahun Depan, Sudah Sumbang Rp 9.761 Triliun ke PDB

Akan tetapi, menurut dia, jaminan halal dari produk-produk yang dikeluarkan industri tersebut jangan sampai memberikan beban terhadap daya saing produk mereka.

"Bagaimana agar jaminan kehalalan dari industri dapat diberikan dan dapat disampaikan oleh pelaku industri tanpa membuat mereka menurun dari sisi daya saingnya," kata Sri secara virtual, Senin, 21 September 2020.

BCA Syariah Gelar Workshop, Dorong Kecakapan Literasi Keuangan Syariah

Baca: Layanan hingga Produk Halal Didorong di Semua Sektor Keuangan Syariah

Sri mengatakan, kinerja industri halal di Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dibanding kinerja industri pada umumnya. Padahal pasar untuk industri tersebut sangat besar.

RI Masih Jauh dari Daftar 10 Negara Eksportir Keramik Terbesar Dunia

Pada 2018 saja, kata Sri, ekspor produk halal Indonesia ke negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) hanya US$45 miliar atau 12,5 persen dari total perdagangan US$369 miliar.

Padahal, potensi pasar untuk produk-produk halal dunia dikatakannya sangat besar dengan lebih dari 1,8 miliar umat Muslim yang ada di dunia ini atau sekitar 24 persen dari total penduduk dunia.

"Dengan total pengeluaran Muslim dunia diestimasikan sebesar US$2,2 triliun dan itu masuk di seluruh bidang dari mulai bidang makanan, obat-obatan, sektor lifestyle dan juga dipengaruhi oleh kebutuhan serta etika nilai dan ajaran Islam," tutur dia.

Oleh sebab itu, Sri menilai, segala bentuk regulasi atau peraturan-perundang-undangan yang ada untuk menetapkan jaminan halal dari suatu produk jangan sampai membebani daya saing industri halal dalam negeri.

"Teknologi tentu bisa membantu, namun policy dan institusi untuk bisa mendukungnya perlu juga kita kaji, sehingga mampu untuk menjadi pusat industri halal yang efisien, inovatif, produktif dan memiliki daya kompetisi," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya