Animo Masyarakat Beli Properti Cukup Tinggi saat Pandemi, Tapi...

Ilustrasi properti.
Sumber :
  • Dokumentasi Bank BTN.

VIVA – Animo masyarakat untuk memproperti">beli properti secara tunai ternyata masih cukup besar. Meskipun saat ini pandemi COVID-19 masih melanda Tanah Air.

Penjualan Properti Merosot, 4 Faktor Ini Jadi Biang Keroknya

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda. Menurutnya, tren pembelian properti dari kalangan menengah ke atas masih menyimpan potensi besar.

Tapi, dampak COVID-19 dari segi ekonomi cukup menghantam masyarakat dari kalangan menengah ke bawah.

Meski Harga Rumah Melambat, KPR Tetap Jadi Andalan Mayoritas Konsumen

"Saat ini orang-orang menengah ke bawah memang terdampak, tapi kalangan masyarakat menengah atas masih menyimpan potensi (pembelian properti)," kata Ali dalam telekonferensi, Kamis, 17 September 2020.

Baca juga: 11 Juta Rekening Penerima Bantuan Gaji Rp600 Ribu Lolos Validasi BPJS

BI Catat Harga Properti Naik, Penjualan Merosot 7,14 Persen

Hasil survei IPW menunjukkan, minat masyarakat untuk membeli properti saat ini masih cukup besar. Ada 68,09 persen responden yang menyatakan bahwa mereka masih sanggup membeli properti meskipun di saat pandemi COVID-19 seperti saat ini.

IPW menyebut bahwa persentase mereka yang masih sanggup membeli rumah dengan harga di atas Rp3 miliar, masih menyimpan potensi permintaan sebesar 7,45 persen. Khususnya di segmen masyarakat menengah ke atas.

"Yang punya uang saat ini sangat berpotensi membeli properti karena harganya banyak yang turun. Jadi yang tadinya dia bisa beli (rumah seharga) Rp3 miliar, sekarang dia masih bisa beli yang harga Rp1 miliar," ujarnya.

Hal itu, menurut Ali, masih didukung dengan kondisi, di mana banyak pengembang properti yang justru menurunkan harga jual propertinya. Bahkan, hal itu juga dilakukan oleh para pengembang besar di sejumlah titik wilayah 'mahal' properti, seperti misalnya di kawasan Pondok Indah, Kelapa Gading, hingga kawasan Pluit.

"Kalau (harga properti) di Pondok Indah bisa turun di kisaran 30-50 persen, maka hal yang sama juga terjadi di kawasan Kelapa Gading dan Pluit," kata Ali.

Karenanya, Ali menilai bahwa masyarakat di kalangan menengah ke atas sebenarnya masih mampu untuk membeli properti di masa pandemi COVID-19. Hal itu seiring menurunnya harga properti tersebut.

Bahkan, hal itu juga masih berpotensi dilakukan oleh masyarakat menengah, namun dengan kisaran harga properti yang dinilai masih terjangkau meskipun urgensinya tak terlalu besar.

"Kelompok masyarakat menengah tanggung ini, yang cukup terdampak COVID-19, kalau ada (harga properti) kisaran Rp500 juta, dia bisa beli. Tapi kalau enggak ada, ya enggak," kata Ali.

"Nah, (masyarakat) menengah ke bawah inilah yang terganggu akibat COVID-19, dan ada indikasi bahwa kemampuan mereka membeli rumah pun akan semakin menurun akibat COVID-19," ujarnya. (ase)

BTN HousingPreneur

Dorong Inovasi Bisnis Perumahan, BTN Gelar Kompetisi Housingpreneur

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menggelar ajang kompetisi ide, keterampilan, dan bisnis di bidang perumahan bertajuk BTN HousingPreneur.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024