Dirut Bank Banten Positif Corona, Diduga Tertular dari Teman Anak
- bankbanten.co.id
VIVA – Direktur Utama Bank Banten, Fahmi Bagus Mahesa, dinyatakan positif terjangkit COVID-19. Sudah satu minggu Fahmi mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Santosa, Kopo, Bandung, Jawa Barat.
Dia dinyatakan positif corona usai hasil tes swab keluar pekan lalu, tepatnya Selasa, 8 September 2020. Dia melakukan tes PCR di RS Santosa Bandung.
"Saya dirawat di rumah sakit di Bandung dan hari ini sudah hari yang ketujuh. Saya di-swab di RS di Bandung," kata Fahmi melalui pesan singkatnya, Selasa, 15 September 2020.
Awal menderita corona, dia mengaku merasakan sesak napas, batuk dan hilangnya kemampuan indera penciuman. Namun dia mengakui kondisinya kini sudah membaik.
Baca juga: Maling Setengah Telanjang Hanya Pakai Celana Dalam Tertangkap Basah
Fahmi tak sendirian mengalami penyakit itu. Anak serta orangtuanya juga dinyatakan positif corona. Fahmi dan anaknya dirawat dalam satu kamar di rumah sakit yang sama di Bandung. Sedangkan ibunya melakukan isolasi mandiri lantaran orang tanpa gejala (OTG).
"Kondisi hari ini sudah membaik. Kemungkinan dari temannya anak saya yang positif, jadi terpapar dari situ. Anak saya dan ibu saya (positif corona). Tapi yang dirawat saya dan anak saya. Kalau ibu karena tanpa gejala, jadinya isolasi mandiri," kata dia.
Selama dalam perawatan, Fahmi bercerita dia diberikan banyak obat-obatan, vitamin dan makanan bergizi untuk meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan virus corona. Begitu juga anaknya.
Obat-obatan yang diberikan seperti antibiotik, obat penurun demam, obat batuk, tamiflu, vitamin yang diminum langsung dan vitamin yang disuntik melalui infus.
"Obatnya banyak, bermacam. Mulai dari antibiotik, obat panas, obat batuk, obat tamiflu, infus. Ada multivitamin dan vitamin yang disuntikkan melalui infus. Makanan ya standar rumah sakit, menyehatkan," kata Fahmi. (ase)
Pasien Kanker Alami Nyeri Luar Biasa, Ternyata Ini Penyebabnya
Lebih dari 50 persen pasien kanker stadium awal hingga menengah mengalami nyeri selama perjalanan kanker mereka. Sedangkan 90 persen pasien kanker mengalami nyeri
