Singapore Airlines PHK Ribuan Pegawai, Dahlan: Kecil Tak Selalu Cantik
- www.singaporeair.com
VIVA – Singapore Airlines dikabarkan sedang ‘berdarah-darah’. Maskapai asal Singapura itu akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran akibat pandemi COVID-19.Â
Menurut surat CEO Singapore Airlines, Choon Phong, akan ada 4.300 posisi yang dikurangi dari seluruh grup perusahaan. Perusahaan juga membekukan penerimaan karyawan baru mulai tahun ini akibat bisnis yang anjlok.
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan menuturkan, jabatan CEO di saat pandemi ini memang identik dengan kepusingan. Bahkan terjadi di perusahaan yang dulu begitu tinggi gengsinya seperti Singapore Airlines.Â
Lewat catatan pribadinya, Disway.id, Dahlan mengungkap gaya komunikasi CEO Singapore Airlines itu pada surat pemberitahuan PHK besar-besaran.Â
Menurut Dahlan, negara kecil memang tidak selalu lebih 'cantik' dibanding negara besar khususnya di industri penerbangan. Indonesia, menurut Dahlan, punya keunggulan tersendiri termasuk pasar domestik penerbangan yang lebih unggul dibanding negara kecil.
"Jelaslah negara besar ternyata memiliki sisi keunggulan tersendiri. Amerika, Tiongkok, India dan Indonesia adalah negara besar dengan pasar domestik yang menggiurkan," ujar Dahlan dikutip Selasa, 15 September 2020.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini 15 September 2020: Global Stabil, Antam Menanjak
Beberapa pekan ke depan, Singapore Airlines Group disebut akan mengalami waktu terberat dalam sejarahnya, yaitu akan banyak pegawai yang bakal meninggalkan perusahaan tersebut.Â
Dahlan melanjutkan, bukan tidak mungkin Singapore Airlines nantinya akan mengakuisisi perusahaan di negara lain, termasuk yang memiliki penerbangan domestik yang besar.
"Barangkali Singapore Airlines akan agresif mengakuisisi perusahaan-perusahaan penerbangan domestik di negara-negara besar," kata Dahlan.Â
Dia pun mencontohkan, Telkom Singapura tetap jaya karena memiliki anak-anak perusahaan di negara lain. Termasuk Telkomsel yang menjadi raja di Indonesia. "Kini teori small is beautiful perlu didiskusikan lagi," ujar Dahlan. (lis)