Adaptasi Kebiasaan Baru, Daya Beli Masyarakat Mulai Tumbuh

Bank Indonesia
Sumber :
  • vivanews/Andry

VIVA – Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia pada Juli 2020 mencatat adanya pembaikan penjualan eceran. Meskipun, angka-angka indeks masih di dalam zona kontraksi atau penurunan.

Gubernur BI Beri Sinyal Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan pada 2025

Kondisi itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Juli 2020 dengan pertumbuhan sebesar minus 12,3 persen secara tahunan. Membaik dari bulan sebelumnya sebesar minus 17,1 persen.

Perbaikan penjualan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei, dengan penjualan pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami kontraksi paling rendah, dengan pertumbuhan sebesar -1,9 persen secara tahunan.

BCA Tunggu Arah Kebijakan Kredit Pemerintahan Prabowo, Daya Beli Jadi Penentu

Baca juga: Tak Semua Peserta BPJS Gaji di Bawah Rp5 Juta Dapat Subsidi Rp600 Ribu

"Hal itu sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat dan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, melalui keterangan tertulis, Rabu 9 September 2020.

Analis Optimistis Daya Beli Masyarakat Domestik Membaik, BI Rate dan Ekonomi Global Jadi Penentu

Kinerja penjualan eceran diperkirakan terus membaik pada Agustus 2020, ditopang hampir seluruh kelompok barang penjualan eceran. IPR Agustus 2020 diperkirakan sebesar persen tumbuh minus 10,1 persen.

Penjualan kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau diprakirakan mulai mencatat pertumbuhan positif pada Agustus 2020 sebesar 1,0 persen secara tahunan, meningkat dari -1,9 persen pada bulan sebelumnya.

"Sementara itu, kelompok barang yang lain diperkirakan juga mengalami perbaikan dengan kontraksi yang menurun, kecuali kelompok barang pelengkapan rumah tangga lainnya," ungkap Onny.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga dan enam bulan mendatang atau pada Oktober 2020 dan Januari 2021 diperkirakan BI akan meningkat. Tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan mendatang masing-masing sebesar 133,7 dan 157,7.

"Lebih tinggi daripada periode sebelumnya masing-masing sebesar 131,5 dan 156,1. Responden memperkirakan kenaikan harga tersebut dipengaruhi gangguan distribusi barang dan jasa seiring dengan masuknya musim hujan," tegas Onny. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya