Pemerintah Tegaskan Tak Bantu Pengangguran yang Anak Orang Kaya
- U-Report
VIVA – Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin memastikan, berbagai macam program bantuan pemerintah guna membantu masyarakat yang terdampak pandemi Virus Corona atau COVID-19, akan dilakukan dengan tepat sasaran.
Karena, tujuan utama dari program-program bantuan tersebut adalah bagi warga masyarakat yang berasal dari golongan ekonomi termiskin.
"Memang bantuan itu khusus untuk rakyat (dengan kelas ekonomi) paling bawah," kata Budi dalam telekonferensi, Jumat, 4 September 2020.
Baca juga: Pandemi Corona, 20 Persen Mitra Jaringan Hotel Ini Belum Beroperasi
Dia pun mencontohkan, bantuan itu tidak akan menyasar golongan masyarakat yang sebenarnya mampu. Meskipun secara pekerjaan atau mata pencahariannya terdampak akibat pandemi COVID-19.
"Jadi misalnya, saya punya anak, anak saya belum kerja, nah yang seperti itu kurang tepat dibantu karena bapaknya Wakomut Pertamina," ujarnya.
Karenanya, Budi Gunadi memastikan bahwa data mengenai masyarakat yang benar-benar miskin dan membutuhkan dan menjadi target dari berbagai macam program bantuan pemerintah itu, benar-benar harus dipastikan validitasnya.
"Kalau seseorang dilihat tidak bekerja tapi sebenarnya dia anak orang kaya, maka seharusnya tidak kita bantu. Saya rasa narasi arah pikir pemerintah terkait regulasi itu sudah benar," kata Budi.
Dia menjelaskan, saat ini pemerintah telah memiliki beberapa program untuk masyarakat miskin. Seperti Program Keluarga Harapan yang menargetkan 10 juta keluarga termiskin atau 40 juta orang termiskin dengan range dan kualifikasi beragam.
"Dengan kisaran (bantuan) bisa Rp600 ribu sampai Rp1,2 juta per bulan. Lalu ada juga program kartu sembako yang akan diberikan ke 20 juta keluarga termiskin atau 80 juta rakyat termiskin," kata Budi.
"Ini overlap dengan PKH, jadi 10 juta keluarga termiskin, atau 40 juta keluarga termiskin dapat dua program, satu dari PKH ditambah lagi dari kartu sembako," ujarnya. (lis)