Pandemi Corona, 20 Persen Mitra Jaringan Hotel Ini Belum Beroperasi

Ilustrasi hotel murah.
Sumber :
  • Halomoney.

VIVA – Peningkatan dalam permintaan pengembalian dana terkait pemesanan hotel dan layanan perjalanan lainnya berpotensi terjadi saat pandemi Virus Corona saat ini. Terlebih lagi, perjalanan bisa tertunda karena peraturan pembatasan wilayah yang diberlakukan oleh pemerintah setempat.

Baru Raih Penghargaan Bergengsi, Intip Mewahnya Bali Sunset Road Convention Center (BSCC)

Hal tersebut pun diakui serta dirasakan jaringan hotel dan akomodasi OYO Indonesia. Country Head Emerging Business OYO Indonesia, Eko Bramantyo, mengungkapkan, pihaknya mengalami peningkatan permintaan refund tersebut selama enam bulan terakhir.

Meskipun begitu, perusahaan mengklaim dalam periode tersebut, hanya sekitar 1 persen dari total pelanggan OYO di Indonesia yang membuat permintaan pengembalian dana. Sementara itu, sekitar 85 persen permintaan pengembalian dana tersebut telah diselesaikan.

Jasad Wanita Kondisi Membusuk Ditemukan di Kolong Kasur Hotel Semarang, Diduga Dibunuh

Baca juga: Faisal Basri Ungkap Siasat Pabrikan Rokok Asing Bayar Cukai Murah

Dia menyebutkan, ada beberapa alasan proses pengembalian dana yang belum terselesaikan. Salah satunya dikarenakan data pelanggan yang tercantum tidak akurat seperti email yang tidak lengkap, nomor telepon dan/atau detail rekening bank yang diberikan tidak tepat.

Persoalan Bangunan Tugu Hotel Tua Jakarta Disorot, Ini Alasannya

“Kami terus memastikan proses pengembalian uang untuk pelanggan kami dapat terselesaikan secara baik dan cepat," ungkap Eko dikutip dari keterangannya, Jumat 4 September 2020.

Dia pun menyadari, sistem yang dimiliki OYO Indonesia masih belum sempurna untuk mengakomodasi hal itu. Perusahaan pun senantiasa melakukan evaluasi serta perbaikan berkelanjutan demi memberikan pelayanan terbaik.

"Mulai bulan ini, pelanggan dapat memilih untuk menerima metode pengembalian dana mereka melalui dua dompet elektronik (e-wallet) ternama di Indonesia. Fitur ini diharapkan akan mempersingkat proses verifikasi dan meminimalisir kesalahan manusia dalam input data,” ujarnya.

Dia menjabarkan, saat ini 20 persen mitra OYO masih belum dapat mengoperasikan hotel mereka karena pandemi yang masih berlangsung. OYO mengklaim bahwa perusahaan senantiasa mendukung mitra demi memastikan mereka tetap dapat menjalankan bisnis.

"Salah satunya dengan menawarkan diskon sementara dari skema komisi yang mereka miliki saat ini," kata dia.

Berdasarkan data pasar yang dianalisis OYO, mitra pemilik properti telah diklaim mengalami pertumbuhan hingga 2,5 kali lipat saat bekerja sama dengan OYO. Pada masa COVID-19, proses pemulihan atas pemesanan kamar hotel yang dilakukan melalui aplikasi OYO dipercepat tiga kali lebih cepat.

Perusahaan juga mengklaim bahwa saat ini pembayaran yang belum terselesaikan pada vendor-vendor mereka telah mencapai kurang dari 3 persen. Artinya, sebanyak 97 persen dari total penagihan, telah diselesaikan dengan baik berdasarkan kesepakatan dari kedua pihak.

Perusahaan juga disebut telah mengeluarkan kebijakan untuk memprioritaskan pembayaran kepada para vendor dengan skala usaha kecil. Untuk memastikan keberlanjutan bisnis mereka selama pandemi.

Dalam kesempatan ini, Eko pun menyampaikan tanggapannya terkait sejumlah isu miring yang ramai di media sosial terkait perusahaannya. Beberapa isu yang hangat dibicarakan meliputi pengembalian dana pelanggan, kerja sama dengan mitra, hingga klaim yang dibuat oleh eks-karyawan yang membicarakan praktik bisnis yang dilakukan OYO di Indonesia.

“Kami sangat menyayangkan atas adanya akun media sosial yang bersembunyi dalam anonimitas tersebut beserta upayanya untuk mendiskreditkan pihak kami secara sepihak. Kami selalu berupaya mengevaluasi setiap keluhan, namun banyak dari unggahan-unggahan tersebut yang berisi spekulasi tak berdasar atas sumber informasi yang tidak dapat diverifikasi kredibilitasnya,” ungkapnya.

OYO pun menegaskan, perusahaan membuka kesempatan diskusi dan berkomunikasi seluas-luasnya melalui kanal komunikasi resmi yang tersedia. Hal itu demi meluruskan segala permasalahan yang ada. Baik itu dengan para pelanggan, maupun para mitra pemilik hotel mereka.

“Jika keluhan disampaikan melalui pihak ketiga, kami tidak dapat memberikan informasi atau menindaklanjutinya karena tidak adanya identitas dan data yang akurat,” tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya